TEMPO.CO, Jakarta - Mandiri Sekuritas memperkirakan nilai tukar rupiah bisa berada di bawah level Rp 16 ribu per US$ pada kuartal III tahun 2024. “Di kuartal III tahun 2024 bisa menguat sekitar Rp 15.900 per US$,” kata Chief Economist Mandiri Sekuritas Rangga Cipta di Menara Mandiri, Jakarta Selatan pada Rabu, 7 Agustus 2024.
Rangga menuturkan pada semester II tahun 2024 disinyalir rupiah menguat. Tapi, kata dia, pada kuartal IV akan ada pelbagai tekanan yang membuat rupiah kembali lagi di level Rp 16.000 per US$. “Semester pertama 2025, The Fed suku bunga kami lihat ekspektasi ada di empat persen ini lebih rendah. Harusnya rupiah bisa mencapai sekitar Rp 15.800 per US$,” katanya.
Ia menuturkan, pengaruh besaran suku bunga acuan oleh bank sentral AS bisa berdampak ke Indonesia. Jika resesi, kata dia, pemangkasan suku bunga memang lebih besar, namun jika AS dalam kesulitan maka dampaknya ke seluruh negara. “Mungkin dari sisa 3 kali meeting The Fed, ada kemungkinan mereka memotong lebih besar dari 20 basis poin,” kata Rangga.
Dari domestik, kata dia, Mandiri Sekuritas menyoroti transisi ke pemerintahan yang baru soal keberlanjutan. Ia menuturkan, ada program-program dari pemerintah yang mungkin memberikan perubahan dari struktur ekonomi terutama soal postur fiskal di 2025.
“Akan ke mana fokusnya saat ini. Ke depan memang kalau kita lihat dari timeline yang terpenting 16 Agustus pemerintah mengumumkan RAPBN dan 20 Oktober pelantikan presiden baru dan akan ada perubahan kabinet,” ujarnya.
Pilihan Editor: Berantas Penipuan di Sektor Jasa Keuangan, OJK Akan Luncurkan Anti-Scam Center Bulan Ini