TEMPO.CO, Jakarta - Rupiah ditutup stagnan pada perdagangan sore ini, Rabu, 18 September 2024. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat bertahan pada level Rp15.335. Di hari yang sama, Bank Indonesia memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen dari sebelumnya sebesar 6,25 persen. Stagnasi tersebut ditetapkan bersamaan dengan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17-18 September 2024.
“Ada lima pertimbangan kenapa kami menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps sekarang,” kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu, 18 September 2024.
Pertimbangan pertama menurut Perry yaitu makin besarnya potensi penurunan suku bunga The Fed. Hingga sejauh ini, BI memperkirakan FFR bakal turun sebanyak tiga kali pada tahun ini dan empat kali pada tahun depan. “Dengan data terbaru, kemungkinan turunnya adalah September, November, dan Desember tahun ini, masing-masing 25 bps. Untuk tahun depan, ada empat kali di kuartal I dan II,” kata Perry.
Pertimbangan berikutnya adalah pergerakan rupiah yang belakangan cenderung menguat dan stabil. Membaiknya pergerakan rupiah juga menjadi salah satu hasil kejelasan FFR. Faktor lainnya yaitu konsistensi bauran kebijakan moneter BI dan meningkatnya aliran masuk modal asing. Lalu pertimbangan inflasi yang tetap rendah dan berada dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen.
Pemangkasan suku bunga acuan atau BI rate pada September 2024 ini menjadi bagian Bank Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di 5,1 persen. Selain memangkas suku bunga acuan, BI juga memangkas suku bunga deposit facility menjadi 5,25 persen, juga suku bunga lending facility menjadi 6,75 persen.
Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyebut pemangkasan suku bunga ini adalah yang pertama sejak Februari 2021 dan mendahului Bank Sentral Amerika yang akan menurunkan suku bunga nanti malam. "BI mengerek suku bunga sebesar 275 bps sepanjang Agustus 2022-April 2024 sebelum menahannya pada Mei, Juni, Juli, dan Agustus 2024," kata Ibrahim Assuaibi dalam pernyataan tertulis yang diterima Tempo pada Rabu, 18 September 2024.
Dia menambahkan neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2024 melanjutkan kondisi surplus selama 52 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Capaian surplus neraca perdagangan tersebut menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Menurutnya, BI turut memperkirakan ekonomi Indonesia mencapai 4,7-5,5 persen pada 2024 atau pada titik tengah 5,1 persen. Hal ini didukung berbagai indikator, termasuk hasil survei BI yang memperlihatkan geliat ekonomi pada kuartal III/2024 tetap terjaga. Ibrahim memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak fluktuatif, tetapi ditutup menguat pada rentang Rp15.230 – Rp15.350 pada perdagangan besok, Kamis, 18 September 2024.
Ibrahim juga memprediksi pada perdagangan Kamis, 18 September 2024, mata uang rupiah bakal fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp15.230-15.350.
ANTARA berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Apa Itu Sedimen yang Dibuka Keran Ekspornya, tapi Diklaim Jokowi Bukan Pasir Laut?