Ketua ASPIDI, Suhandri mengatakan hingga saat ini surat permohonan itu belum mendapatkan respons dari Kementerian Perdagangan. "Saat ini kami belum tahu kenapa izin impor daging kerbau belum turun," kata Suhandri saat dihubungi Tempo melalui pesan singkat pada Rabu malam, 27 Maret 2024.
Suhandri mengklaim sepengetahuan dia kuota daging kerbau sekitar 100 ribu ton. "Saya tidak tahu tentang penetapan oleh pemerintah kuota daging kerbau sebesar 50.000 ton apakah untuk seluruh importir termasuk non BUMN atau untuk BUMN saja," ujarnya.
Jika pemerintah menerima izin yang Suhandri dan rekannya ajukan, dia mengklaim hal itu efektif untuk menstabilkan harga lantaran importir swasta bisa menjual harga di bawah yang ditetapkan pemerintah. "Seingat saya sampai tingkat konsumen Rp 80.000 per kilogram, menurut saya kami bisa di bawahnya," tuturnya.
Suhandri mengatakan asosiasi sebelumnya pernah menjual daging kerbau impor, namun mereka membeli ke Bulog untuk dijual lagi. "Di awal Bulog melakukan importasi daging kerbau, distribusi itu dilakukan oleh para importir swasta melalui pembelian langsung ke bulog baru ke konsumen," ujarnya.
"Tapi kemudian para importir swasta tidak bisa membeli langsung ke bulog. Ini kami tidak mengerti kenapa akhirnya tidak bisa," sambungnya.
Importir swasta bisa melakukan pembelian daging kerbau ke bulog sekitar 4 tahun yang lalu. Permohonan yang diajukan ke Kemendag yakni agar swasta bisa melakukan impor sendiri dan mendistribusikan langsung ke konsumen tanpa perantara. "Untuk jumlah yang kami minta pada surat kami ditujukan kepada Kepala Bapanas tertanggal 11 April 2023, di situ kami sebut kebutuhan konsumsi yang akan didistribusikan sebesar 50.000 ton," ujarnya.
Kemudian, Suhandri membenarkan pihaknya dan asosiasi lain mengirim surat kembali pada 25 Maret 2024 lalu dan menjanjikan dapat menjual di harga Rp 65.000 per kilogram.
Saat ini, menurutnya Bulog menjual daging kerbau impor ke importir tertentu saja yakni PT Suri Nusantara Jaya. ASPIDI tidak bisa membeli langsung ke Bulog, atau ada orang kedua dalam penjualan itup. "Sehingga harga jelas lebih tinggi," ujarnya.