TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI memperkirakan, suku bunga Fed Funds Rate (FFR) akan mulai turun pada semester II 2024. Hal ini diungkapkan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur pada Rabu, 20 Maret 2024 di kantor BI.
"Untuk FFR, kami masih melihat kemungkinan-kemungkinan di semester II ya. Bacaan-bacaan kami lebih mendasarkan pada assesment-assesment secara fundamental bahwa inflasi di AS yang masih di atas sasaran dan kemungkinan masih di atas sasaran sepanjang 2025," ucapnya.
Di samping itu, kata Perry, pertumbuhannya juga masih solid. "Kemungkinan-kemungkinan bacaan kami, Fed akan tetap sabar di semester II."
Menurut Perry, pasar bisa mempunyai informasi lain dan BI juga melihat ada sejumlah pelaku pasar memperkirakan bahwa mungkin akan turun pada Juni. Inilah yang dikatakan Perry menyebabkan istilah ketidakpastian keuangan global yang tinggi.
"Akan up and down, up and down. Itulah yang kemudian salah satunya untuk bagaimana kebijakan BI rate kami tetap 6 persen," tuturnya.
BI baru akan melihat ruang terbuka penurunan suku bunga BI rate pada semester II. "Itu base line scenario, tapi tentu bisa maju, bisa mundur kan."
Perry menjelaskan faktor-faktor yang menjadi pendorongnya. Adapun faktor utamanya adalah inflasi. "Kami masih meyakini kenaikan volatile food (VF) yang sekarang ini adalah temporer, karena faktor seasonal. Itu akan turun, sehingga kenapa kami meyakini bahwa inflasi IHK (indeks harga konsumen) akhir tahun masih tetap 3 persen. Inflasi inti juga masih tetap rendah," katanya.
Dalam hal infkasi ini, kata Perry, fokus yang perlu dilakukan BI adalah bagaimana koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah. "Untuk inflasi volatile food, Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), dan memastikan stabilisasi nilai tukar. Itu fokus-fokus kami untuk kebijakan di bidang nilai tukar."
Pilihan Editor: Jasa Marga Prediksi 1,86 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek di Mudik Lebaran 2024