TEMPO.CO, Jakarta - Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah mengalami pelemahan sebesar 27 poin meskipun sebelumnya sempat merosot 50 poin, mencapai level Rp 15.719 dari penutupan sebelumnya di level Rp 15.692 per dolar AS.
Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, memprediksi untuk perdagangan besok, rupiah diprediksi fluktuatif dengan penutupan melemah di rentang Rp 15.700 sampai Rp 15.750 per dolar AS.
Faktor internal yang mempengaruhi pergerakan rupiah adalah meningkatnya tingkat inflasi pada Februari 2024. Inflasi diproyeksikan meningkat, baik secara bulanan maupun tahunan. Inflasi bulanan diperkirakan mencapai 0,24 persen, sementara inflasi tahunan diperkirakan sebesar 2,62 persen, meningkat dari bulan sebelumnya yang hanya 0,04 persen secara bulanan atau 2,57 persen secara tahunan.
“Inflasi pada periode tersebut akan didorong oleh inflasi pada komponen inti dan harga bergejolak (volatile food),” ujar Ibrahim, dalam keterangan tertulisnya, pada Kamis, 29 Februari 2024.
Menurut dia, inflasi pada periode tersebut akan didorong oleh inflasi pada komponen inti dan harga pangan yang bergejolak. Inflasi inti diprediksi mencapai 1,7 persen secara tahunan (yoy), naik dari bulan sebelumnya yang hanya 1,68 persen secara tahunan.
Selanjutnya: Sementara itu, inflasi harga pangan yang bergejolak dipengaruhi....