Direktur Utama Semen gresik Dwi Sutjipto mengatakan akuisisi harus dilakukan pada saat krisis global seperti saat ini. Sebab harga akuisisi sangat menarik dan potensi pertumbuhannya baik. "Kalau tidak krisis, harga sudah naik dan tidak menarik," kata Dwi di Jakarta, Senin (22/6).
Menurut dia, perusahaan belum menunjuk penasihat keuangan untuk rencana akuisisi tersebut. Semen Gresik, lanjut Dwi, terus mengkaji peluang untuk akuisisi termasuk pengaruh imbal hasil akuisisi itu terhadap perusahaan.
Saat ini kas perusahaan tercatat sebesar Rp 3,5 triliun. Semen Gresik masih memiliki komitmen pinjaman dari Bank Mandiri dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sebesar Rp 2,9 triliun. Pinjaman itu baru akan dikucurkan ketika perusahaan membutuhkan.
Dwi mengemukakan, perseroan juga memutuskan untuk memindahkan rencana pembangunan pabrik baru dari Pati ke Tuban karena permasalahan pembebasan lahan di Pati tidak kunjung usai, sehingga berpotensi memperlambat target penyelesaian pabrik.
"Pemindahan pabrik ke Tuban merupakan komitmen perusahaan kepada pemegang saham. Apalagi, target pembangunan pabrik baru di Jawa diharapkan rampung pada 2011," ujarnya.
EKO NOPIANSYAH