TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah komisaris di badan usaha milik negara (BUMN) memutuskan hengkang dari jabatannya karena alasan politik. Ada yang mendedikasikan dirinya untuk mendukung duet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran), ada pula yang all in kepada pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (Ganjar-Mahfud).
Komisaris BUMN memang diperbolehkan mendukung salah satu calon presiden, namun tidak boleh ikut berkampanye atau menjadi tim sukses. Artinya, mereka harus mundur jika ingin terlibat dalam kampanye. Sejak tahun lalu, beberapa Komisaris BUMN telah menyerahkan surat pengundurkan diri. Siapa saja mereka?
1. Eko Sulistyo
Eko Sulistyo merupakan Komisaris PT PLN (Persero). Ia mengundurkan diri dari jabatannya dan merapat menjadi Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud. Erick Thohir menunjuk Eko sebagai Komisaris PLN pada 2020 lalu.
2. Andi Gani Nena Wea
Andi Gani memutuskan mundur sebagai Presiden Komisaris PT PP karena merupakan bagian dalam barisan TPN Ganjar-Mahfud. Ia menyerahkan surat pengunduran diri pada 24 November 2023, setelah menjabat sekitar 9 tahun lamanya.
3. Anggawira
Nama berikutnya adalah Anggawira. Anggawira merupakan mantan Presiden Komisaris PT Krakatau Steel Industries. Ia mundur dari jabatannya karena bergabung dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
4. Budiman Sudjatmiko
Budiman juga merupakan jajaran Komisaris BUMN yang memutuskan untuk mengundurkan diri karena mendukung salah satu kandidat Pilpres. Ia jadi bagian dari TKN Prabowo-Gibran. Budiman sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Independen PT Perkebunan Nusantara V (Persero) atau PTPN V.
Selanjutnya: 5. Muhammad Arief Rosyid Hasan....