TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih berharap isu reforma agraria dibahas dalam debat cawapres 2024 yan kedua pada Minggu, 21 Januari 2024. Henry mendesak presiden-wakil presiden terpilih selanjutnya mau berkomitmen mewujudkan reforma agraria.
"Karena reforma agraria tidak dijalankan di era Presiden Joko Widodo. Jokowi hanya membuat program sertifikasi tanah," kata Henry ketika dihubungi Tempo, Jumat, 19 Januari 2024.
Padahal menurut Henry, reforma agraria sangat krusial bagi petani. Sebab, redistribusi lahan objek reforma agraria akan memberi penghidupan bagi mereka. Dengan begitu, kata dia, ketahanan pangan nasional juga bisa tercapai.
Sebenarnya, menurut Henry, Serikat Petani Indonesia sudah mendorong Presiden Jokowi merealisasikan reforma agraria sejak periode pertama kepemimpinannya atau pada 2014-2019. Terlebih, kata Henry, Presiden Jokowi juga menjanjikan penyelesaian konflik agraria dan pembagian 9 juta hektare lahan sebagai hak milik kepada petani. Termasuk lahan 12,7 juta hektare tanah kehutanan sebagai hak pakai.
"Tapi, redistribusi tanah gagal dilaksanakan di pemerintahan Jokowi dan akhirnya berimplikasi ke pertanian dan pangan," ujar Henry.
Walhasil, ia menuturkan, Indonesia semakin bergantung pada impor pangan karena reforma agraria gagal dijalankan.
"Bahkan bisa dibilang, impor beras terbesar sejak reformasi terjadi di era Presiden Jokowi, yaitu sebanyak 3,3 juta ton pada 2023," ujar Henry.
Isu agraria akan menjadi topik keenam dalam debat cawapres pada Minggu, 21 Januari 2024. Sesi debat ini akan mempertemukan calon wakil presiden (cawapres) Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Maufud MD. Seluruh tema yang akan diangkat dalam debat itu adalah pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, sumber daya alam dan energi, pangan, agraria, masyarakat adat, serta desa.
RIRI RAHAYU
Pilihan Editor: Ini Kata Faisal Basri soal Nasib Ekonomi RI Jika Sri Mulyani Mundur