TEMPO.CO, Jakarta - Utang pemerintah per November 2023 tercatat sebanyak Rp 8.042 triliun. Bagaimana strategi calon presiden dan wakil presiden nomor urut satu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) jika menang dalam Pilpres 2024 dan mewarisi utang tersebut?
"AMIN akan memastikan bahwa utang merupakan alternatif terakhir, setelah alternatif lain (investasi) diupayakan secara maksimal," kata Sekretaris Dewan Pakar Timnas AMIN, Wijayanto Samirin, kepada Tempo, Rabu, 3 Januari 2024.
Wijayanto menjelaskan, Anies dan Muhaiminn akan mengoptimalkan peran swasta dalam pembangunan. Menurutnya, proyek yang bisa dikerjakan swasta tidak perlu dikerjakan badan usaha milik negara (BUMN) atau pemerintah yang berujung memberatkan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) serta memperbesar pembiayaan dari utang.
"Kalaupun harus berutang, AMIN akan memastikan bahwa utang tersebut hanya untuk membiayai program atau proyek yang sangat strategis, dan dilaksanakan secara efisien," ucap Wijayanto. "AMIN tidak ingin rakyat harus ikut menanggung beban utang, untuk hal-hal yang tidak berdampak bagi mereka."
Ia melanjutkan, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menargetkan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 30 persen pada 2029. Sebagai informasi, rasio utang per akhir November 2023 adalah 38,11 persen.
Wijayanto mengklaim, menjaga rasio utang tersebut penting untuk memastikan fiskal Indonesia sustainable dan efektif. Ia mencontohkan, debt service ratio alias DSR, yaitu cicilan pokok dan bunga utang dibagi penerimaan negara, mencapai 34 persen pada 2022.
"Ini jauh di atas angka aman 30 persen. Angka 2023 juga tidak membaik, diperkirakan DSR mencapai lebih dari 37 persen," tutur Wijayanto.
Pilihan Editor: Sri Mulyani Bayar Utang Kompensasi BBM ke Pertamina Rp 132,44 Triliun