Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Musim Tanam Padi Bergeser Terimbas El Nino, Petani Keluhkan Hasil Panen Menurun

image-gnews
Petani menanam padi di area persawahan kering yang dialiri air memakai mesin pompa di kawasan Babelan, Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 5 September 2023. BMKG memprediksi sejumlah wilayah Indonesia bakal berstatus waspada kekeringan sampai dengan November karena dipengaruhi oleh fenomene El Nino. TEMPO/Tony Hartawan
Petani menanam padi di area persawahan kering yang dialiri air memakai mesin pompa di kawasan Babelan, Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 5 September 2023. BMKG memprediksi sejumlah wilayah Indonesia bakal berstatus waspada kekeringan sampai dengan November karena dipengaruhi oleh fenomene El Nino. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Makassar - El Nino yang berkepanjangan memberikan dampak perubahan pada musim tanam padi di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Seharusnya saat ini masuk musim panen, namun berubah menjadi musim tanam padi. 

“Biasanya musim panen (padi) berada di Oktober-Desember,” tutur Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Pinrang, Andi Tjalo Kerrang kepada Tempo, Selasa malam 26 Desember 2023. 

Kabupaten Pinrang, kata dia, saat ini mulai memasuki musim tanam. Sebab lahan para petani sudah mulai diguyur hujan. Menurutnya, masa tanam padi di Pinrang sebanyak dua kali. Di antaranya April-September dan Oktober-Maret. "Sekarang ini sudah masuk musim tanam," ucap Andi Tjalo.

Sementara, petani asal Kecamatan Patampanua, Ismail mengatakan sejak pekan lalu sudah masuk musim tanam. Karena, saat ini wilayahnya telah diguyur hujan sehingga lahan mulai digenangi air. Dia pun memprediksi para petani mulai panen ada pertengahan Maret 2024. 

"Minggu lalu petani sudah mulai menanam," kata lelaki berusia 43 tahun ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ditanya biaya yang dikeluarkan saat menanam, Ismail berujar hal itu bervariasi sebab tergantung luas lahan yang digarap oleh petani. Ia, misalnya, yang menggarap 30 are, pengeluarannya sekitar Rp 800 ribu untuk pembelian pupuk, pestisida, dan benih. Namun untuk hasil penjualan, dia mengaku belum tahu karena harga gabah kadang berubah-ubah.

Ismail mencontohkan musim panen lalu harga gabah Rp 700 ribu per kuintal. Dan hasil panennya pun merosot akibat kemarau panjang. "Biasanya kalau saya panen 20 karung, tapi panen lalu 17 karung saja," tambahnya.

Pilihan Editor: Jokowi Optimistis BLT El Nino untuk 18 Juta Keluarga Sasaran Efektif Suntik Daya Beli Masyarakat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Petani di Yogya Pakai 'Oke Google' Viral di Medsos, Bikin Eks Menteri Susi Terkesan

4 hari lalu

Petani di Yogyakarta yang videonya viral karena manfaatkan aplikasi Google Assistant di areal lahannya. Dok. Twitter
Petani di Yogya Pakai 'Oke Google' Viral di Medsos, Bikin Eks Menteri Susi Terkesan

Video seorang pria yang disebutkan sebagai petani milenial asal Yogyakarta memanfaatkan aplikasi Google Assistant dan internet viral di medsos.


Soal Ketersediaan Padi, Kebijakan Kementan Efektif Merespons Perubahan Iklim

5 hari lalu

Anomali Harga Gabah di Musim Kemarau BPS melaporkan penurunan harga gabah kering panen di tingkat petani sebesar 1,15% pada Agustus 2024, di tengah tantangan El Nino dan kemarau panjang. Dok. Kementan
Soal Ketersediaan Padi, Kebijakan Kementan Efektif Merespons Perubahan Iklim

Penurunan harga beras sebagian besar disebabkan oleh beberapa wilayah sentra yang tengah memasuki masa panen raya. Sementara itu, kenaikan harga di sejumlah daerah umumnya terjadi di wilayah yang tidak sedang dalam masa panen.


Analis Prediksi Banyak Petani Gagal Panen karena Kekeringan di Sejumlah Daerah

5 hari lalu

Petani mengangkut air dari kubangan yang telah digali sedalam dua meter untuk menyiram kebun semangka di area pertanian kawasan Muara Bakti, Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin 2 September 2024. Pemerintah Kabupaten Bekasi menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan selama dua pekan terhitung mulai 30 Agustus hingga 12 September 2024. Status tersebut dituangkan dalam surat keputusan bupati Bekasi Nomor HK.02.02/Kep.532BPBD/2024 tenggal 30 Agustus 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Analis Prediksi Banyak Petani Gagal Panen karena Kekeringan di Sejumlah Daerah

Kekeringan diprediksi bakal menyebabkan sejumlah daerah mengalami gagal panen.


Mentan Bantah Pupuk Subsidi Langka di Karawang: Kalau Ada yang Main-main, Saya Cabut Izinnya

12 hari lalu

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, minta tambahan anggaran Rp 68 triliun untuk kejar target swasembada pangan. Kompleks DPR, Senin, 26 Agustus 2024. Tempo/Ilona
Mentan Bantah Pupuk Subsidi Langka di Karawang: Kalau Ada yang Main-main, Saya Cabut Izinnya

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan saat ini tidak ada kelangkaan pupuk subsidi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.


Menpan RB Bertemu Kepala Badan Gizi Nasional, Bahas Makan Bergizi Gratis

15 hari lalu

Siswa menyantap makanan saat uji coba program makan bergizi gratis di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 07 Cideng, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin, 19 Agustus 2024. Heru Budi berencana akan membuat makan siang gratis di seluruh sekolah negeri dasar yang ada di Jakarta secara serentak. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Menpan RB Bertemu Kepala Badan Gizi Nasional, Bahas Makan Bergizi Gratis

Abdullah Azwar Anas memberi masukan terkait pengelolaan SDM dan skema dalam implementasi program makan bergizi gratis.


BRI Sukses Kembangkan Usaha Klaster Jeruk

15 hari lalu

Ketua Klaster Jeruk Sungai Penuh Jambi, Wartini. Kelompok tani yang berfokus pada budidaya dan pengolahan buah jeruk. Dok. BRI
BRI Sukses Kembangkan Usaha Klaster Jeruk

Pemberdayaan klaster usaha merupakan pemberdayaan kepada kelompok usaha yang terbentuk berdasarkan kesamaan usaha, dalam satu wilayah sehingga tercipta keakraban dan kebersamaan dalam peningkatan maupun pengembangan usaha para anggotanya.


Dukung Ketahanan Pangan, PT Petrokimia Gresik dan Ceria Serahkan Pupuk NPK Phonska Plus Non-Subsidi dan Alat Pertanian untuk dua Kelompok Tani Wolo

23 hari lalu

Penyerahan pupuk dari Menteri ESDM melalui PT Petrokimia Gresik kepada Gapoktan binaan PT Ceria Nugraha Indotama, di Kecamatan Wolo, Kamis, 15 Agustus 2024. Dok Ceria
Dukung Ketahanan Pangan, PT Petrokimia Gresik dan Ceria Serahkan Pupuk NPK Phonska Plus Non-Subsidi dan Alat Pertanian untuk dua Kelompok Tani Wolo

Ceria Group terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung kesejahteraan masyarakat dan ketahanan pangan nasional.


Anwar Hafid Perkuat Posisi Petani

24 hari lalu

Bakal calon Gubernur Sulteng Anwar Hafid.
Anwar Hafid Perkuat Posisi Petani

Anwar Hafid, seorang tokoh yang tak asing bagi masyarakat Sulawesi Tengah, telah menunjukkan komitmennya dalam memahami dan memperjuangkan nasib para petani.


Petani Sayuran di Garut Curhat Kurang Teknologi ke Ilham Habibie

32 hari lalu

Petani membawa sejumlah kentang yang usai dipetiknya di Kampung Panyingkiran, Desa Sukawargi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, 19 Oktober 2017. Para petani ini merupakan mitra binaan Corporate Social Responsibility & SMEPP (Small Medium Enterprise Partnership Program) Pertamina Area Jawa Bagian Barat. TEMPO/Amston Probel
Petani Sayuran di Garut Curhat Kurang Teknologi ke Ilham Habibie

Petani sayuran di Garut berharap gubernurnya perhatikan teknologi pertanian. Mereka percaya hanya dengan teknologi, petani bisa mencetak keuntungan.


Lahan Pertanian Seluas 4.200 Hektar di Kota Padang Terdampak Kemarau Panjang

40 hari lalu

Ilustrasi. Lahan pertanian yang mengalami kekeringan atau kesulitan irigasi di wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. (ANTARA/Hery Sidik)
Lahan Pertanian Seluas 4.200 Hektar di Kota Padang Terdampak Kemarau Panjang

Lahan pertanian seluas 4.200 hektar di Kota Padang terancam alami kekeringan akibat kemarau panjang yang melanda sejak awal Juli 2024.