Kemenhub, kata Risal, mengapresiasi pengguna LRT Jabodebek yang masih mendukung shifting atau pergeseran dari kendaraan pribadi kepada angkutan umum. Hal itu terlihat dari lonjakan penumpang KRL Jabodetabek pada stasiun yang terintegrasi LRT Jabodebek seperti Stasiun Sudirman dan Stasiun Cawang.
Bahkan lonjakannya hingga mencapai sebesar 35 persen sejak LRT Jabodebek dioperasikan. “DJKA akan terus mengupayakan penambahan TS untuk mengakomodasi demand penumpang sehingga masyarakat dapat terlayani dengan lebih baik dan lebih cepat,” ucap Risal.
Sebelumnya, dikabarkan bahwa ada 15 trainset yang masuk bengkel. Lebih rinci, 13 trainset harus dilakukan bubut roda guna memastikan kondisi roda sesuai dengan apa yang menjadi syarat perjalanan LRT Jabodebek. Sementara 2 trainset lainnya mengalami gangguan pada integrasi sistem persinyalan. Belakangan, kabar terakhir total yang masuk bengkel sebanyak 18 trainset.
Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardoyo mengatakan bahwa proses pembubutan roa untuk satu rangkaian trainset membutuhkan waktu 5-7 hari. “Tentunya kami berusaha semaksimal mungkin agar pekerjaan perawatan tersebut bisa sesegera mungkin terselesaikan,” kata dia pada 18 Oktober lalu.
Buntut dari masalah tersebut sejumlah perjalanan LRT Jabodebek mengakibatkan headway atau jarak kedatangan antar kereta menjadi lebih panjang di mana saat ini hanya ada 8 trainset saja yang beroperasi. Karena, menurut dia, keamanan menjadi prioritas bagi operasional LRT Jabodebek.
LRT Jabodebek terpaksa menghentikan operasi sejumlah trainset untuk dilakukan perawatan sesuai dengan jadwal perawatan yang ada. Kuswardoyo juga menyampaikan permohonan maaf atas adanya gangguan perjalanan dan pelayanan kereta yang terjadi,
“Saat ini kami bersama stakeholders berupaya semaksimal mungkin agar proses perawatan segera terselesaikan, sehingga operasional perjalanan kembali normal," kata Kuswardoyo.
Pilihan Editor: Cara Mudah Membeli Tiket Kapal Pelni untuk Libur Natal dan Tahun Baru