TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang sempat menguat pasca pernyataan bank sentral Amerika Federal Reserve alias The Fed.
"Tapi pasca pernyataan dari Fed, alhamdulillah rupiah menguat," ujar Perry dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pada Jumat, 3 November 2023 di Jakarta Pusat.
Sebagai informasi, The Fed memutuskan mempertahankan suku bunga acuan alias fed fund rate di level 5,25-5,50 persen pada rapat yang digelar 31 Oktober-1November 2023. Sementara pada penutupan perdagangan Kamis, 2 November 2023 mata uang rupiah menguat sebesar 81 poin atau 0,51 persen menjadi Rp 15.855 per dolar AS.
Adapun penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.936 per dolar AS. Sementara kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis juga menguat ke posisi Rp 15.861 dari sebelumnya Rp 15.946 per dolar AS.
Lebih jauh, Perry menuturkan koordinasi antara moneter dan fiskal berjalan cukup preventif forwad looking. Dia pun membahas mengenai suku bunga BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang dinaikkan menjadi 6 persen. Keputusan ini diambil setelah berkoordinasi, termasuk dengan Ketua KSSK sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
"Kami koordinasi bagaimana menjaga tidak hanya nilai tukar rupiah, tapi menjaga pasar uang, pasar SBN (surat berharga negara), pembiayaan defisit fiskal tidak hanya di tingkat menteri, Dirjen sampai di tingkat departemen pun hampir setiap minggu terus koordinasi," tutur Perry.
AMELIA RAHIMA SARI | ANTARA
Pilihan Editor: Harga Pangan Naik di Akhir Tahun, Gubernur BI Optimistis Inflasi Terkendali di 3 Persen