"Masih ada yang bertanya kepada saya, 'Pak, kenapa kita pindah ke Kalimantan Timur, pindah ke (Ibu Kota) Nusantara?' Masih ada yang menanyakan itu kepada saya," katanya.
Kepala Negara itu lalu menjelaskan bahwa penduduk Indonesia saat ini sudah sebanyak 278 juta orang, di mana 56 persen di antaranya tinggal di Pulau Jawa. "Lima puluh enam persen, dari 17.000 pulau yang kita miliki, penduduknya ada di Jawa; 56 persen," tuturnya.
Tak hanya itu, Jokowi menjelaskan bahwa perputaran ekonomi nasional sebesar 57-58 persen juga berada di Pulau Jawa, terutama di Jakarta. Akibatnya, beban Pulau Jawa dan Jakarta sudah di luar kapasitas yang dimiliki sebelumnya.
Oleh sebab itu, Jokowi menekankan pentingnya pemerataan pembangunan, ekonomi, dan infrastruktur. Rencana pemindahan ibu kota negara ini juga sudah ada sejak Presiden pertama RI Soekarno dan Presiden kedua RI Soeharto.
Sejak sembilan tahun silam, saat Jokowi pertama kali menjabat sebagai presiden RI, ternyata ia diam-diam membentuk tim untuk melihat kembali gagasan-gagasan presiden-presiden RI tersebut.
"Dan akhirnya, setelah enam tahun studi, berkalkulasi dan berhitung, kemudian kami (Pemerintah) memiliki beberapa opsi, beberapa pilihan, dan akhirnya terakhir kami putuskan ibu kota kita yang baru, ibu kota negara adalah Nusantara," tutur Jokowi lebih lanjut soal asal gagasan mendorong IKN tersebut.
ANTARA
Pilihan Editor: 4 Rumah Sakit di IKN Ditargetkan Terbangun Pertengahan 2024, Menkes Wanti-wanti: Kasih Juga untuk BPJS