TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Firman Muchtar menjelaskan keputusan BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,00 persen bertujuan untuk menjaga Indonesia dari risiko ekonomi global.
Pasalnya, kata Firman lagi, perekonomian global menunjukkan kinerja pertumbuhan yang melambat serta ketidakpastian yang makin meningkat.
“Yang menjadi perhatian adalah aliran modal asing yang masuk dan risk appetite yang berubah. Ini mendorong readjustment portofolio global yang secara keseluruhan memberikan tekanan depresiasi cukup besar. Faktor ini yang ingin kami mitigasi segera,” kata Firman saat kegiatan BNI Investor Daily Summit 2023, di Jakarta, Selasa 24 Oktober 2023.
Firman menjelaskan perlambatan ekonomi global turut dibarengi dengan divergensi yang makin melebar. Perekonomian Amerika Serikat yang diperkirakan melandai justru menunjukkan penguatan dari sisi permintaan domestik.
Sementara itu, China yang diharapkan bergerak membaik seiring dengan pelepasan restriksinya, justru menunjukkan perkembangan ekonomi yang terus menurun.
BI mempertimbangkan kebijakan moneter Amerika
Pada saat yang sama, terjadi eskalasi geopolitik di Timur Tengah yang berdampak pada peningkatan harga energi serta kenaikan harga pangan. Gejolak pada kedua komoditas strategis tersebut berpotensi mempengaruhi kinerja perekonomian domestik.