Sedangkan Stasiun LRT Ciracas, kata Djoko, perlu berkoordinasi lebih lanjut dengan PT Adhi Commuter Properti Tbk. (ADCP)—anak usaha PT Adhi Karya (Persero)—supaya feeder dapat masuk kawasan stasiun. Karena jaraknya cukup jauh, 500 meter dari stasiun.
Namun, sudah tersedia papan nama layanan Mikrotrans di stasiun, meski belum memasuki kawasan stasiun. Karena akses masuk ke lokasi stasiun harus menggunakan gate dengan sistem tapping pembayaran parkir, termasuk untuk angkutan feeder yang dapat menambah biaya operasional.
“Stasiun LRT Kampung Rambutan, akan dilakukan rerouting layanan Bus Transjakarta hingga berada di depan stasiun dan memutar kembali menuju halte,” ucap Djoko. “Lahan parkir yang berada di depan stasiun akan disterilkan untuk keperluan rerouting Bus Transjakarta.”
Sementara, Stasiun LRT Taman Mini, sudah diusulkan layanan uji coba Trans Pakuan trayek Baranangsiang–TMII (kolaborasi bisnis Trans Pakuan–Transjakarta). PT Jasamarga Related Business (JMRB)—anak usaha PT Jasamarga (Persero)—untuk sementara bisa mengijinkan angkutan umum masuk ke dalam lobby, dan akan disediakan shuttle bus gratis untuk pengunjung TMII menuju Stasiun LRT Jabodebek.
2. Lintas pelayanan kedua
Di lintas pelayanan kedua di dalam Kota Jakarta, yakni dari Stasiun Cawang hingga Stasiun Dukuh Atas. Pada lintas pelayanan ini ada tujuh stasiun yang sudah terintegrasi secara fisik, empat stasiun menggunakan koneksi jembatan penyeberangan orang, tiga stasiun terkoneksi langsung dengan ramp atau jalan setapak.
Selain itu ada dua stasiun yang terintegrasi dengan Commuter Line, yaitu Stasiun LRT Cikoko dengan Stasiun Cawang dan Stasiun LRT Dukuh Atas dengan Stasiun Sudirman. Seluruh stasiun juga telah terlayani angkutan feeder, tapi masih memerlukan penyelesaian dan penyempurnaan fasilitas integrasi antar angkutan.
“Juga perlu adanya antisipasi untuk ojek daring dari pick-up, drop-off, dan rambu,” tutur Djoko.
Selanjutnya: Di Stasiun LRT Cawang, menurut Djoko, perlu mengantisipasi....