TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengungkap evaluasi aksesibilitas dan konektivitas dari light rail transit atau LRT Jabodebek. Proyek itu diresmikan oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi pada 28 Agustus 2023 lalu sekaligus sebagai tanda beroperasi kereta layang itu secara komersil.
“Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan melakukan evaluasi pelayanan feeder (angkutan pengumpan) LRT Jabodebek,” ujar Djoko lewat keterangan tertulis dikutip pada Kamis, 12 Oktober 2023.
Djoko pun membeberkan hasil evaluasi tersebut berdasarkan lintas pelayanan hingga stasiun, berikut detiailnya:
1. Lintas pelayanan pertama
Lintas pelayanan pertama, yaitu Stasiun Harjamukti, Stasiun Ciracas, Stasiun Kampung Rambutan, dan Stasiun Taman Mini. “Secara umum, masih kurang fasilitas integrasi angkutan, seperti halte/drop-off, signed flow penumpang, rambu petunjuk lokasi serta masih perlu antisipasi untuk ojek daring, seperti pick-up, drop-off, rambu,” kata dia.
Adapun untuk setiap stasiun evaluasinya di mulai dari Stasiun LRT Harjamukti. Di wilayah tersebut tidak diperbolehkan membuka akses Tol Jagorawi untuk angkutan khusus Bus Transjakarta, karena melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol.
Namun, telah tersedia layanan Bus Trans Pakuan jurusan Terminal Bubulak-Stasiun LRT Harjamukti, Mikrotrans (JAK28, JAK73) dan Transjabodetabek (D11) yang menjadi feeder Stasiun LRT Harjamukti. Angkot Depok 92 sudah ada yang memasuki kawasan stasiun, tapi masih perlu dikonfirmasi ke Dinas Perhubungan Kota Depok. “Perlu rerouting angkutan umum oleh Pemkot Depok,” kata dia.
Selanjutnya: Sedangkan Stasiun LRT Ciracas, kata Djoko....