Untuk memastikan suplai dan stok tersebut, imbuh Nicke Widyawati, Pertamina memanfaatkan teknologi digital yang dapat memberikan data dan informasi stok secara real time dari seluruh infrastuktur distribusi energi. Dengan teknologi tersebut, Pertamina dapat memastikan kecukupan stoknya di berbagai wilayah di Indonesia.
“Kami memiliki Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center untuk memonitor semua stok baik dari kilang, kemudian yang ada di kapal hingga di SPBU. Kami jaga supaya tidak terjadi kelangkaan,” tegas Nicke Widyawati.
Pertamina, sambung Nicke Widyawati, juga telah melakukan digitalisasi di SPBU dan melakukan pendaftaran Subsidi Tepat sehingga distribusi BBM subsidi relatif bisa dikendalikan dan dimonitor dengan baik. Sejalan dengan regulasi pemerintah dalam memastikan subsidi tepat sasaran, Pertamina juga tengah melakukan pendaftaran masyarakat yang berhak mendapatkan LPG 3 kg yang disubsidi.
Nicke Widyawati menambahkan, Pertamina turut mengapresiasi dukungan pemerintah dalam menjaga distribusi tepat sasaran, yang pada akhirnya berimplikasi positif. "Pemerintah telah menerbitkan regulasi yang menjaga distribusi LPG. Hal ini akan terus kami pastikan penerapannnya di lapangan berjalan lancar," jelasnya.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Pilihan Editor: Bertemu Para Pengusaha ASEAN, Ma'ruf Amin Cerita Usaha Indonesia Dorong UMKM Melalui Ekonomi Pesantren