TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan prediksi mata uang rupiah besok akan fluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp 15.170- Rp 15.260 per dolar AS.
Rupiah ditutup melemah 11 poin pada Kamis sore, 3 Agustus 2023. Walaupun sebelumnya sempat melemah 40 poin di level Rp 15.186 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level Rp 15.175 per dolar AS.
Ibrahim menilai sejumlah faktor internal yang mempengaruhi, antara lain sektor manufaktur Indonesia secara terus menerus melanjutkan ekspansi selama 23 bulan berturut-turut di bulan Juli 2023. Hal tersebut tercatat di PMI manufaktur yang meningkat 53,3, dari sebelumnya 52,5 pada Juni 2023.
Selanjutnya, ia menyebutkan perkembangan kinerja manufaktur beberapa negara mitra dagang utama. Contohnya Tiongkok dan Jepang yang masing-masing terkontraksi di level 49,2 dan 49,6. Ia melanjutkan dengan Negara ASEAN lainnya, yaitu Malaysia dan Vietnam, yang masih terkontraksi di level 47,8 dan 48,7.
Ibrahim mengklaim pelaku usaha di sektor manufaktur Indonesia tetap positif di bulan Juli secara keseluruhan. Ia berharap permintaan ekspor yang pulih ke level ekspansif bisa membantu pertumbuhan ekonomi pada semester II.
Ia juga turut menanggapi soal inflasi Juli 2023 sebagai aspek internal selanjutnya, yang saat ini tercatat sebesar 3,08% yoy. Inflasi tersebut menurut siginifikan dari Juni 2023 3,52% yoy. Ia menyebutkan penurunan ini dipengaruhi perlambatan kenaikan harga pada seluruh komponen. Oleh sebab itu, ia berharap pemerintah terus berkomitmen untuk mengendalikan inflasi secara nasional.
Faktor eksternal, menurut Ibrahim, antara lain akibat dolar. “Dolar mencapai puncak empat minggu terhadap rekan-rekan utamanya pada hari Kamis, mengabaikan penurunan peringkat kredit AS yang meragukan prospek fiskal negara itu, dan malah mendapat dukungan dari data penggajian swasta yang kuat,” ujarnya.