TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan rupiah ditutup melemah 105 poin dalam penutupan pasar sore ini. Dia menyebut sejumlah faktor seperti suku bunga Amerika Serikat (AS) hingga kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) yang wajib diparkir di dalam negeri.
"Sebelumnya sempat melemah 110 poin di level Rp 15.105 dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.022," kata Ibrahim dalam keterangan resmi pada Jumat, 28 Juli 2023.
Pada perdagangan Senin depan, dia menilai rupiah kembali melemah, namun ditutup melemah. "Direntang Rp 15.080-Rp 15.150," tutur dia.
Dia lantas membeberkan faktor eksternal. Hari ini dolar melonjak usai rilis data yang menunjukkan ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan pada kuartal kedua. Menurut Ibrahim, ini menunjukkan kemungkinan resesi semakin kecil pada paruh kedua tahun ini.
"Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa Federal Reserve dapat menaikkan suku bunga lebih lanjut, setelah melakukannya sekali lagi pada hari Rabu, jika terus melihat angka ekonomi yang kuat secara keseluruhan," ujar Ibrahim.
Dia menilai, pedagang telah berubah sedikit waspada menjelang rilis indeks pengeluaran konsumsi pribadi Juni yang merupakan pengukur inflasi favorit the Fed.
Tetapi pada saat pertemuan The Fed berikutnya pada September, lanjut dia, pembuat kebijakan juga akan memiliki dua laporan CPI baru dan dua laporan pekerjaan baru untuk dicerna.
Imbal hasil Japanese Government Bonds alias JGB 10 tahun melonjak