Sejarah Garuda Indonesia
Garuda Indonesia adalah salah satu maskapai penerbangan populer dan banyak beroperasi di Indonesia. Bukan tanpa alasan, kini Garuda Indonesia melayani lebih dari 60 destinasi di seluruh dunia. Tidak hanya itu, Garuda Indonesia juga dikenal sebagai maskapai bintang lima dengan layanan terbaik.
Garuda Indonesia ternyata memiliki sejarah panjang hingga saat ini menjadi maskapai besar di Indonesia. Sejarah berdirinya Garuda Indonesia dimulai pada 26 Januari 1949, di mana atas inisiatif dari Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), menjadi maskapai yang disewakan kepada pemerintah Burma.
Kemudian pada tahun 1949, peran “Indonesian Airways” pun berakhir setelah disepakatinya Konferensi Meja Bundar (KMB). Seluruh awak dan pesawatnya pun baru bisa kembali ke Indonesia pada 1950. Sesampainya di Indonesia, semua pesawat dan fungsinya dikembalikan kepada AURI ke dalam formasi Dinas Angkutan Udara Militer.
Pada 21 Desember 1949, hasil KMB berujung pada perundingan lebih lanjut antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan penerbangan KLM untuk mendirikan perusahaan penerbangan nasional. Presiden Soekarno memilih dan memutuskan menamai maskapai ini "Garuda Indonesian Airways" (GIA).
Dalam mempersiapkan kemampuan staf udara Indonesia, maka KLM bersedia menempatkan sementara stafnya untuk tetap bertugas sekaligus melatih para staf udara Indonesia. Direktur Jenderal pertama GIA selama masa transisi itu adalah Dr. E.Konijneburg yang merupakan orang Belanda.
Sehari setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia (RI) oleh Belanda, yaitu tanggal 28 Desember 1949, dua buah pesawat Dakota (DC-3) berangkat dari bandar udara Kemayoran, Jakarta menuju Yogyakarta untuk menjemput Soekarno dibawa kembali ke Jakarta yang sekaligus menandai perpindahan kembali Ibu kota RI ke Jakarta. Sejak saat itulah GIA terus berkembang hingga dikenal sekarang sebagai Garuda Indonesia.
Pilihan Editor: Garuda Indonesia Masuk Daftar Perusahaan dengan Kinerja Menjanjikan Versi Forbes