TEMPO.CO, Jakarta - Uji coba operasional terbatas light real transit atau LRT Jabodebek mulai dilakukan Rabu, 12 Juli 2023. Uji coba tersebut diawali dengan acara seremoni di Stasiun LRT Harjamukti, Depok, dan dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubunan M. Risal Wasal, Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo, dan pejabat lainnya.
Setelah selesai acara seremoni, acara dilanjutkan dengan menjajal LRT Jabodebek dari Stasiun LRT Harjamukti menuju ke Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta Selatan. Tempo bersama media lain berkesempatan ikut dalam armada kereta layang itu. Kereta mulai berjalan mulus pada pukul 10.05 WIB setelah semua undangan masuk ke dalam kereta dengan enam gerbong itu.
Di setiap stasiun, kereta tanpa masinis itu berhenti. Stasiun yang dilewati yakni Ciracas, Kampung Rambutan, dan Taman Mini. Namun, saat berjalan menuju ke Stasiun LRT Cawang, penumpang sempat dikagetkan dengan kereta yang tiba-tiba berhenti mendadak. Tampak penumpang heran dan bertanya-tanya soal penyebabnya. Bahkan beberapa penumpang yang berdiri hampir terjatuh, dan memegang erat hand strap yang ada di bagian atas.
Lalu, tak lama berselang, kereta kembali berjalan dengan normal menuju stasiun selanjutnya, Ciliwung. Terus melaju menuju ke Stasiun LRT Cikoko, Pancoran, Kuningan, Rasuna Said, Setiabudi, hingga tiba di Stasiun Dukuh Atas pada pukul 10.57 WIB.
Belakang, di Stasiun LRT Dukuh Atas, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubunan M. Risal Wasal menceritakan bahwa momen tersebut sengaja dilakukan. “Tadi ada sedikit, bukan hambatan tapi fiailsafe. Begitu ada gangguan maka kereta itu akan langsung berhenti,” ujar dia pada Rabu.
Saat kereta berhenti mendadak itu, Risal melanjutkan, train attendant langsung melaporkan kepada Operation Control Center (OCC)—yang ada di depo. Train attendant tersebut menanyakan ada peristiwa apa yang terjadi sehingga membuat kereta itu berhenti. Lalu, dia mencontohkan, pihak OCC menjawab tidak ada masalah berarti. Maka kereta akan lanjut melaju.
“Misalnya, itu karena hanya binatang, atau burung terbang. Maka akan lanjut jalan. Begitu safe-nya persiapan kereta ini,” ucap Risal.
Namun, meski kereta tersebut beroperasi otomatis, dia menegaskan bahwa pihaknya akan menjamin keselamatan penumpang. Menurut Risal, semua sistem dalam operasional LRT Jabodebek akan dipastikan berfungsi dengan baik. “Kita perhatikan.”
Dia juga menegaskan bahwa semua sistem sarana dan prasarana, termasuk sumber daya manusia memiliki sertifikasi. “Hari ini adalah pembuktian terhadap pelaksanaan sistem dengan SDM berjalan baik apa tidak. Tadi sudah merasakan itu kondisinya,” tutur Risal.
Uji coba terbatas itu akan dilakukan hingga 15 Agustus 2023. Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo menjelaskan uji coba operasioan akan dilakukan dua tahap. Pada tahap pertama dimulai hari ini 12-26 Juli 2023. Di tahap ini akan dilakukan pengoperasian 22 perjalanan setiap hari.
“Melibatkan stakeholder untuk kesiapan sistem, aspek keamanan dan keselamatan,” ujar dia.
Selanjutnya pada tahap kedua, dimulai 27 Juli-15 Agustus 2023, akan dilakukan 434 perjalanan setiap hari. Di mana 6 perjalanan di antaranya untuk angkutan penumpang terbatas. Di tahap ini masyarakat umum baru bisa mencoba kereta layang ini.
Menurut Didiek, tahap ini merupakan upaya untuk melakukan sosialisasi dan edukasi bagi calon penumpang. Serta uji coba sistem tiketing termasuk di dalamnya sistem pembayaran integrasi antarmoda, aksesabilitas, fasilitas pelayanan, dan pengaturan parkir LRT Jabodebek.
“Kegiatan ini merupakan upaya untuk mendukung persiapan operasi secara komersial yang akan dilaksanakan pada 18 Agustus 2023,” ucap Didiek.
Rangkaian LRT Jabodebek ini dibuat oleh PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA. Kereta akan beroperasi dengan menggunakan teknologi yang lebih tinggi dari MRT Jakarta ataupun LRT Sumatera Selatan, yaitu generasi ketiga atau GoA Level 3. Teknologi ini, memungkinkan kereta dioperasikan tanpa masinis/ driverless, namun di dalam kereta ada petugas train attendant yang akan berjaga untuk situasi darurat.
Kereta karya anak bangsa dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang lebih dari 60 persen ini juga secara otomatis mampu mengatur jarak antar kereta menjadi lebih dekat dengan tetap konstan menjaga jarak aman. Semua sistem operasi pada LRT Jabodebek sudah diatur pada OCC.
Pilihan Editor: Terkini: Daftar Terbaru Calon Investor di IKN, Budi Karya Pastikan Tarif LRT Jabodebek akan Disubsidi