Selain itu, pada tahun tersebut, bendahara negara tersebut menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia terjadi secara lebih merata. Seluruh sektor produksi dan wilayah di Indonesia telah mampu bangkit dan tumbuh positif. Pemulihan ekonomi juga secara inklusif.
Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan, kesejahteraan rakyat yang terimbas pandemi Covid-19 secara bertahap pulih dan membaik. Di mana tingkat pengangguran terbuka menurun dari 6,49 persen menjadi 5,86 persen pada 2022, dengan rasio gini yang tetap.
Sementara tingkat kemiskinan menurun dari 9,71 persen menjadi 9,57 persen dan indeks pembangunan manusia naik dari 72,29 menjadi 92,91. “Efektivitas kebijakan penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi serta berbagai transformasi struktural membawa ekonomi Indonesia bertahan di atas 5 persen,” tutur Sri Mulyani.
Dia juga menegaskan bahwa proses pemulihan ekonomi yang kuat dan stabil menyebabkan Indonesia kembali masuk di dalam kelompok upper middle income country. Di mana GNI per kapita Indonesia naik 9,8 persen pada tahun 2022 menjadi US$ 4.580.
“Proses pemulihan yang terus terjaga, sesudah kita sempat mengalami penurunan pada saat pandemi Covid-19 menjadi lower middle income country pada 2020,” ujar Menkeu Sri Mulyani.
Pilihan Editor: Sri Mulyani Yakin Penerimaan Pajak 2023 Tembus Rp 1.818,2 Triliun, Lampaui Target APBN