TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari LPEM FEB UI, Teuku Riefky, memperkirakan inflasi Juni 2023 berada di rentang 3,5 persen hingga 3,7 persen. Hal ini seiring mulai terkendalinya harga pangan akibat stok komoditas yang terjaga.
"Ke depan, inflasi nampaknya akan melanjutkan tren penurunan, meski risiko kenaikan harga pangan akibat El Nino dan cuaca ekstrem yang mengganggu pasokan," kata Riefky kepada Tempo, Jumat, 30 Juni 2023.
Oleh karena itu, lanjut Riefky, PR pemerintah saat ini adalah menjaga harga pangan agar tetap terkendali. Selain itu, mengantisipasi gangguan pasokan akibat El Nino dan cuaca ekstrem.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Mei 2023 mencapai 4,00 persen year on year (yoy), dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,84.
Soal ancaman dampak El Nino, Bank Indonesia (BI) bakal mengantisipasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
"Kami on the track untuk menjalankan GNPIP dalam mengatasi El Nino," ujar Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Juni 2023 di Jakarta, Kamis 22 Juni 2023.
Langkah antisipasi melalui GNPIP tersebut, kata dia, dilakukan melalui penguatan pengairan pertanian di daerah bersama kementerian/lembaga.
Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPIP dan TPIP) juga terus didorong untuk mengantisipasi El Nino. Saat ini, TPIP ada di 46 Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPwDN) BI.
Bersama kementerian/lembaga, GNPIP juga melakukan pengawasan dan sistem peringatan dini terhadap kondisi cuaca. GNPIP juga mendorong optimalisasi percepatan tanam, penggunaan varietas tanah kering dengan dukungan alat mesin pertanian (alsistan), serta penambahan embung di daerah.
RIRI RAHAYU | ALI AKHMAD NOOR HIDAYAT
Pilihan Editor: Harga Emas Dunia Jeblok ke USD 1.923,8 per Ounce, Apa Saja Pemicunya?