Namun, Budi Karya melanjutkan, Kemenhub masih harus melakukan pengujian secara teknis dan formal. Karena menurutnya, pengujian itu berkaitan dengan beban penumpang, kecepatan, dengan beberapa kereta simulasi, dan penyesuaian kereta yang berlintasan.
“Jadi saya pikir ini bisa dilaksanakan dengan cepat, karena sarana dari tes yang pertama kali dengan kereta uji coba ini sangat firm,” tutur Menhub Budi Karya.
Sementara Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi meyakini bahwa sertifikat laik operasi sarana prasarana KCJB bakal selesai sebelum soft launching pada 18 Agustus 2023. Dia menjelaskan KCIC sudah mengajukannya ke Kemenhub.
“Sudah sesuai proses kok. Kami sudah kick off meeting minggu kemarin. Dari Kemenhub ya akhir Juli (selesai) mintanya. Kami bahas juga timeline-nya,” ujar pria yang biasa disapa Edo itu.
Namun, kata Edo, karena Kemenhub baru pertama kali ikut menjajal uji coba kereta cepat, jadi masih proses menyamakan persepsi, mulai dari cara pengkurannya, dan lain-lain, termasuk penggunaan kereta inspeksi yang penuh dengan alat untuk memantau kondisi kualitas jalur.
“Jadi apakah nanti memungkinkan Kemenhub menggunakan itu, di samping tetap ada pengujian manual. Jadi itu dilakukan agar efektivitas waktu yang sekarang ini bisa dikejar untuk mendapatkan sertifikasi dari Kemenhub,” ucap Edo.
Harga tiket
Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana menjelaskan dilema yang dihadapi KCIC dalam menentukan harga tiket KCJB.
“Investasi dari proyek sepur kilat itu cukup tinggi. Sementara di awal operasionalnya, KCIC belum bisa menghasilkan di luar dari penjualan tiket penumpang,” ujar Aditya, seperti dikutip dari Tempo, Jumat, 23 Juni 2023.
Bila tarif kereta cepat terlalu rendah, kata dia, bakal berdampak pada kinerja KCIC, karena pendapatannya terbatas. Di sisi lain, ketika tarifnya terlalu tinggi, misalnya Rp 500 ribu atau lebih, hal itu bisa mengurangi minat masyarakat yang ingin menjajal sepur kilat itu.
Selanjutnya: Karena kenyataannya banyak alternatif transportasi…