Selain itu, Arief meminta ID FOOD menambah dan meningkatkan kerja sama kemitraan dengan peternak mandiri kecil. Dengan demikian, stok pendistribusian aman dan pendistribusian melalui PT POS bisa dipercepat.
Selain mempercepat distribusi, ia mengaku pengawasan juga menjadi prioritas. Pasalnya, pengawasan yang baik akan sangat mendukung kelancaran program ini. Bapanas pun bekerja sama dengan Satgas Pangan Polri dan pemerintah daerah dalam hal pengawasan di lapangan.
Sementara itu, Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan mengatakan pihaknya sudah memulai penyaluran ke Provinsi Sulawesi Barat dan Nusa Tenggara Timur mulai pekan ketiga Mei ini.
“Kami akan mengejar realisasi distribusi di tujuh provinsi tersebut sesuai jumlah KRS dan tenggat waktu yang ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional,” ujar Frans.
Untuk menjaga kelancaran pendistribusian, ia akan terus mengevaluasi dan berkoordinasi dengan semua stakeholder yang terlibat dalam kegiatan penyaluran di lapangan seperti Berdikari, Rajawali Nusindo, PT POS, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Pangan Nasional, Satgas Pangan dan pemerintah daerah setempat.
Adapun bantuan pangan telur dan daging ayam untuk penanganan stunting ini akan disalurkan selama tiga tahap dalam tiga bulan ke depan. Sasaran penerima sebanyak 1,4 juta KRS untuk setiap tahapan. Data KRS yang digunakan berdasarkan data dari BKKBN. Setiap KRS dalam tiap periode penyaluran akan mendapatkan bantuan berupa daging ayam ukuran 1 ekor berupa karkas dengan ukuran sekitar 0,9-1,1 kg dan 1 tray telur ayam atau sebanyak 10 butir.
Pilihan Editor: Harga Telur Terus Naik, Ikappi: Harga Pakan Mahal, Distribusi Tidak Normal
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini