LockBit sebelumnya dikenal sebagai ransomware ABCD. Ransomware ini telah berkembang menjadi ancaman yang unik dalam lingkup alat pemerasan ini. LockBit adalah subkelas ransomware yang dikenal sebagai virus kripto, karena membentuk permintaan tebusan di sekitar pembayaran finansial sebagai imbalan untuk dekripsi.
“Ini sebagian besar berfokus pada perusahaan dan organisasi pemerintah daripada individu,” tulis Kaspersky.
Serangan menggunakan LockBit awalnya dimulai pada September 2019, ketika dijuluki sebagai abcd virus. Julukan itu mengacu pada nama ekstensi file yang digunakan saat mengenkripsi file korban. Target-target yang terkenal termasuk organisasi-organisasi di Amerika Serikat, China, India, Indonesia, dan Ukraina. Berbagai negara di Eropa (Prancis, Inggris, dan Jerman) juga pernah mengalami serangan.
Adapun targetnya adalah mereka yang akan merasa terhalang oleh gangguan tersebut untuk membayar sejumlah besar uang atau memiliki dana untuk melakukannya. “Sehingga mengakibatkan serangan meluas terhadap perusahaan-perusahaan besar, mulai dari layanan kesehatan hingga lembaga keuangan,” tutur Kaspersky.
LockBit berfungsi sebagai ransomware layanan (RaaS). Pihak yang bersedia meletakkan deposit untuk penggunaan serangan yang dapat disewa khusus dan mendapatkan keuntungan di bawah kerangka kerja afiliasi. “Pembayaran tebusan dibagi antara tim pengembang LockBit dan afiliasi penyerang, yang menerima hingga tiga per empat dari dana tebusan,” tulis Kaspersky.
Pilihan Editor: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 4.000 per Gram
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini