TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menjelaskan bahwa ekonomi Amerika Serikat cukup berkaitan dengan ekonomi Indonesia. Sehingga, jika Negeri Paman Sam itu gagal membayar utang, tentu akan berdampak pada ekonomi Indonesia.
“Ekonomi Amerika salah satu pilar utama dari surplus neraca dagang kita,” ujar dia dalam acara virtual Market Review IDX Channel pada Selasa, 2 Mei 2023.
Sehingga, jika misalnya sampai terjadi gagal bayar atau government shutdown karena Amerika harus mengurangi atau meminimalkan belanja-belanja yang tidak urgent. Menurut Eko, hal itu tentu akan berdampak kepada ekonomi Amerika sendiri, lalu ujungnya secara tidak langsung akan juga menghantam Indonesia.
“Ekspor kita bisa saja turun karena situasi yang terjadi di Amerika,” kata dia.
Bahkan, menurut Eko, tanda-tandanya sudah terlihat. Dia menjelaskan pada 9 bulan terakhir dari 3 kuartal ke belakang, pertumbuhan ekonomi Amerika berturut-turut menurun. Yang sebelumnya ekonomi negara yang dipimpin Presiden Joe Biden, 3 persen, kemudian pada triwulan keempat 2022 turun menjadi 2,6 persen, dan triwulan pertama 2023 menjadi 1,1 persen.
“Itu menandakan adanya perlambatan," tutur dia.
Kemudian, Eko berujar, kondisi tersebut juga terefleksikan dari negara dagang yang sedikit demi sedikit terkikis surplusnya. Bahkan, dia menuturkan, jika sampai ada risiko Amerika gagal bayar utang tentu lebih luas lagi dampaknya.
Selanjutnya: dampak serius bagi aktivitas ekonomi AS