Masalah distribusi
Sementara itu, Direktur Pemasaran Holding PT Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Dwi Sutoro mengungkapkan permasalahan fundamental minyak goreng yang sering terjadi di Indonesia adalah bukan dalam hal suplai dan kapasitas produksi, namun masalah harga dan distribusi.
Menurut Dwi, untuk skema distribusi saat ini masih didominasi swasta dan afiliasi dari produsen minyak goreng swasta dan menggunakan jalur distribusi normal.
"Sebab itu, ke depan, sebaiknya distributor diambil alih oleh perusahaan/badan usaha negara dan menggunakan jalur distribusi khusus minyak goreng bersubsidi," ujar Dwi.
Terkait hal itu, lanjut Dwi, PTPN III saat ini sedang membangun kapasitas serta kapabilitas perusahaan dalam meningkatkan peran dan keterlibatan negara yakni dengan meningkatkan kapasitas produksi minyak goreng serta menyiapkan proyek percontohan minyak makan merah dengan kapasitas 10 ton per hari.
Sedangkan, terkait harga minyak mentah atau CPO global, menurut Analis Kebijakan Ahli Madya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) Khadikin, pemerintah sedang mendorong supaya Indonesia menjadi penentu harga CPO di dunia.
"Terlebih Indonesia telah menjadi produsen utama minyak sawit global, dengan membentuk bursa komoditas," kata Khadikin dalam acara FGD Sawit Berkelanjutan Vol 13 bertajuk "Minyak Sawit: Sumber Pangan Dan Bioenergi Berkelanjutan".
Pilihan Editor: Aturan dan Syarat Naik Pesawat untuk Mudik Lebaran 2023
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini