TEMPO.CO, Jakarta - Awalnya, Piala Dunia U-20 yang akan dilangsungkan di beberapa daerah Indonesia resmi dibatalkan pihak FIFA. Pembatalan Piala Dunia U-20 2023 ini juga menjadi pil pahit dalam dunia usaha dan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Solo, Jawa Tengah.
Perajin suvenir yang biasanya memperoleh keuntungan penjualan dari sebuah acara, terutama Piala Dunia U-20 ini jelas merasakan dampaknya. Kondisi ini sama seperti yang dialami oleh Margono, seorang penjual suvenir berusia 45 tahun.
Margono merupakan seorang perajin sekaligus penjual suvenir dari wayang kulit asal Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah. Ia harus gigit jari menelan kekecewaan usai mendapatkan kabar bahwa Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Pasalnya, ia sudah mengirimkan delapan macam sampel suvenir pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah Kota Solo untuk nantinya akan melakukan proses kurasi. Ditemui di rumah produksinya bernama Sanggar Wayang Gogon yang beralamatkan di Jalan Halilintar nomor 140 RT 03/ RW 10 Kentingan, Kecamatan Jebres, Solo, Margono menceritakan kisahnya.
Margono mengisahkan awal mulanya ia mendapatkan tugas untuk membuat sampel suvenir Piala Dunia U-20. Berawal dari berbincang dengan Sekretaris Dinas Koperasi, kemudian ia diminta untuk membuat contoh atau sampel suvenir tersebut.
“Saya sebenarnya hanya diberi arahan untuk membuat desainnya saja melalui komputer. Namun, saya kurang paham untuk membuat desain dari komputer sehingga hanya bisa membuat sampel produk jadi,” kata Margono pada Jumat, 31 Maret 2023 kepada Tempo.co.
Akhirnya, atas dasar perintah itu, Margono langsung membuat desain suvenir dalam bentuk produk selama 7 hari atau satu pekan. Ia membuat sebanyak delapan produk sampel suvenir berupa hiasan meja berbentuk kerbau yang terinspirasi dari logo FIFA. Hiasan tersebut ia modifikasi lagi menjadi wayang yang juga dibuatkan logo Pemerintah Kota Surakarta dan logo FIFA sesuai permintaan dari Dinas Koperasi.
“Saya membuat suvenir sedemikian rupa sesuai arahan. Packaging dan kotak-nya juga sudah tepat dan sesuai. Lalu, kita serahkan ke dinas yang prosesnya akan dilanjutkan ke pemerintah kota dan persetujuan dari FIFA. Dari proses tersebut, barulah muncul berita pembatalan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia,” ujarnya.
Meskipun mengaku kecewa, tetapi Margono berusaha lapang dada dengan kenyataan yang ada. Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan bahwa biaya untuk membuat sampel suvenir tersebut pun tidak seberapa hanya berkisar Rp1 juta saja.
“Ini baru tahap pembuatan sampel dan ada delapan sampel yang saya ajukan. Adapun, delapan sampel tersebut ada yang berbentuk wayang dan badak hasil dari modifikasi wayang dengan berbahan dasar kayu ataupun kulit. Saya juga modifikasi sampel suvenir menjadi pigura kaca, hiasan meja, dan hiasan dinding dari berbagai bentuk. Harapan kami adalah keputusan mana yang dipilih, baru itulah kita laksanakan,” kata Margono.
Kini, Margono hanya dapat berharap ada agenda lain tingkat internasional, selain Piala Dunia U-20 2023 yang diselenggarakan di Kota Solo.
RACHEL FARAHDIBA REGAR I SEPTIA RYANTHIE
Pilihan Editor: Indonesia Batal Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023, Pelaku Bisnis Telan Pil Pahit
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.