TEMPO.CO, Jakarta -Tren industri perbankan di Indonesia akan dipengaruhi oleh enam faktor utama. Apa saja?
"Ada enam faktor utama menurut kami yang akan sangat berpengaruh terhadap perbankan di Indonesia. Pertama adalah bonus demografi penduduk," kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam acara webinar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Institute, Selasa, 17 Januari 2023.
Dia mengatakan, tren jumlah penduduk usia produktif masih akan meningkat bahkan mencapai 64 persen pada tahun 2030 nanti. Kemudian, kata dia, juga perubahan perilaku nasabah.
Baca Juga: OJK Sebut Banyak Bank Bermasalah Bukan karena Persoalan Rumit
"Kalau bagi perbankan, kita harus tetap memperhatikan perilaku nasabah bahwa transaksi digital payment itu meningkat lebih dari 30 persen, sedangkan transaksi cash turun menjadi 10 persen saja," ujar Sunarso.
Faktor ketiga adalah implementasi enviromental, social, governance (ESG). Dia menilai, concern investor pada ESG sangat berpengaruh terhadap perubahan tata kelola dan bisnis.
"Faktor yang keempat adalah low interest rate environment ini masih berlanjut. Jadi, tren penurunan credit yield ternyata berdampak pada NIM (net interest margin) bank akan semakin tertekan. Jadi, di 2010 itu sekitar 10 persen, kemudan di 2022 6 persen, dan saya yakin ini akan tetap terus menekan kita," papar bankir ini.
Mengapa begitu? Menurutnya ini karena kecenderungan inflasi direspons dengan kenaikan suku bunga. Sementara, kata dia, kita mungkin juga tidak bisa serta merta menaikkan suku bunga kredit.
"Kemudian faktor kelima yang berpengaruh adalah utiliasi data dan teknologi, terutama yang menyangkut penggunaan data analytic untuk mempercepat proses bisnis credit underwriting dan juga marketing," ujar Sunarso.
Dia mencontohkan, di BRI dulu pihaknya masih menggunakan manual sehingga end to end proses kredit mikro membutuhkan waktu 2 minggu.
"Kemudian kita digitalkan dengan menggunakan aplikasi namanya BRISPOT, maka kemudian kita submit keputusan segala macam lewat aplikasi, lewat digital, dan targetnya memang mempercepat proses kredit end to end di kredit mikro itu dari 2 minggu menjadi 2 hari," tutur Sunarso.
Menurutnya, itulah yang membuktikan bahwa percepatan bisnis proses akan meningkatkan produktivitas. Dia lalu menyebut, produktivitas penyaluran kredit mikro BRI dalam 1 hari bisa membooking Rp 1 triliun.
"Terakhir adalah kompetisi di fintech. Persaingan yang semakin ketat seiring dengan pemain-pemain nonbank, seperti fintech, dan itu akan meramaikan industri jasa keuangan," bebernya.
Baca Juga: Sri Mulyani: Dana Pemda di Perbankan Rp 123,7 T Akhir 2022, Tertinggi dalam 3 Tahun Terakhir
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.