TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia atau LPEM FEB UI memperkirkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan bisa melampaui 5 persen. Perekonomian nasional diprediksi tetap tumbuh di tengah ancaman resesi pada 2023.
Pada kuartal ketiga 2022, LPEM UI memprediksi ekonomi tumbuh di kisaran 5,77-5,85 persen year on year (yoy). “Perkirakaan pertumbuhan ekonomi tahun 2022 5,3-5,4 persen; dan tahun 2023 5,0-5,1 persen,” tertulis dalam tabel Macroeconomics Analysis Series Indonesia Economic Outlook 2023 yang dikutip pada Senin, 7 November 2022.
Menurut lembaga tersebut perekonomian Indonesia memang terus tumbuh melampaui ekspektasi sepanjang tahun 2022. Ada beberapa faktor yang ikut berperan dalam mendorong tingginya pertumbuhan pada triwulan kedua 2022 ini.
Baca: BPS Akan Umumkan Angka Pertumbuhan Ekonomi, Ini Prediksi BI, Kemenkeu hingga ...
Pertama, momentum pemulihan permintaan domestik yang berkepanjangan karena pemulihan kesehatan masih tertinggal dibandingkan negara lain. Sehingga low-base effect masih berlaku.
Kedua, peristiwa Ramadhan dan Idul Fitri mendorong aktivitas konsumsi selama kuartal kedua 2022. Berkontribusi 53 persen terhadap PDB, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,51 persen (YoY), melonjak dari 4,34 persen (YoY) dari kuartal sebelumnya.
Ketiga, lonjakan harga komoditas akibat meningkatnya ketegangan geopolitik dan pemulihan ekonomi global telah menguntungkan Indonesia sebagai eksportir bersih komoditas energi primer. Seperti batu bara dan CPO, dalam bentuk kinerja ekspor dan penerimaan pajak.
“Ekspor tumbuh sebesar 19,74 persen (YoY) dan pajak dikurangi subsidi meningkat sebesar 39,42 persen (YoY), tingkat pertumbuhan penerimaan pajak bersih tertinggi sejak 2015,” katanya.
Selanjutnya: Terakhir, keputusan pemerintah untuk meningkatkan subsidi ...