Turunnya produksi beras ini disebabkan oleh kekeringan dan tingginya temperatur di Cina serta banjir yang kerap kali melanda Pakistan. Di sisi lain, mereka juga mencatat adanya perubahan kebijakan di India terkati dengan ekspor beras mereka.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan membenarkan bahwa harga beras mengalami kenaikan. Namun, ia menganggap kenaikan itu wajar seiring dengan meningkatnya harga gabah.
"Tetapi beras yang (di) Bulog dijamin harganya,” ujar dia di Auditorium Kemendag, Jakarta Pusat pada Selasa, 11 Oktober 2022.
Harga beras di pasar naik hingga sekitar Rp 2.000 per kilogram. Perusahaan Umum Bulog sempat menyebut ada sejumlah pihak swasta yang menguasai pasar sehingga menyebabkan harga tak stabil.
Zulkifli menuturkan harga beras yang dikeluarkan oleh Bulog tak akan mengalami perubahan. “Kalau ada kenaikan tentu ditanggung (pemerintah), disubsidi oleh pemerintah,” kata dia.
Namun, hal itu tak berlaku untuk beras premiun. Seperti minyak goreng, harga beras premium dilepas ke pasar. Masyarakat pun dibebaskan memilih sesuai dengan kebutuhannya.
ARRIJAL RACHMAN | KHORY AL FARIZI
Baca juga: Forum G20, Sri Mulyani Soroti Masalah Pupuk dan Dampaknya ke Krisis Pangan 8-12 Bulan Mendatang
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.