TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mulai memerintahkan anak buahnya untuk mencetak lahan sorgum hingga 154 hektare sampai 2024 nanti. Sorgum akan dikembangkan, termasuk sampai ke produk turunannya untuk konsumsi tepung sorgum, sekalipun harganya lebih mahal ketimbang tepung terigu yang biasa digunakan masyarakat.
"Tepung sorgum ini menjadi miss product, karena dia gluten free," kata Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto seusai rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 4 Agustus 2022.
Airlangga menjelaskan ketika dipanen, harga sorgum mencapai Rp 13 ribu per kilogram dan butuh rasio empat kali untuk menghasilkan tepung. Sehingga, harga produksinya sekitar Rp 52 ribu dan harga jual mencapai Rp 60 sampai 70 ribu per kilogram.
Harga ini terpaut jauh dengan harga tepung singkong yang hanya Rp 9.000 per kilogram, sagu Rp 9.000 per kilogram, maupun tepung terigu yang sekitar Rp 12 ribu. Sehingga, Airlangga menyebut produk tepung sorgum ini bersifat premium di pasar.
Walau demikian, pemerintah tetap akan mengembangkan industri off taker untuk menyerapkan sesuai dengan jumlah lahan yang sekarang diperluas. Di tahap awal, pemerintah akan mengembangkan lahan sorgum sampai 100 ribu hektare. "Baru industrinya kami eskalasi lagi," kata dia.
Larangan Ekspor 9 Negara
Perintah untuk mengembangkan sorgum disampaikan Jokowi di tengah larangan ekspor gandum berkepanjangan dari negara-negara produsen. "Kami harus mengembangkan tanaman pengganti dari gandum," kata Airlangga.
Saat ini, pasar ekspor gandum global terdampak oleh perang Rusia-Ukraina dan ancaman krisis pangan. Airlangga pun menyebut sampai sekarang sudah ada sembilan negara yang menutup ekspor gandum mereka.
Ia mencontohkan Kazakhstan yang melarang ekspor gandum sampai 30 September. Lalu, Kirgizstan, India, Afghanistan, Aljazair, Serbia, dan Ukraina sampai 31 Desember.
Seiring dengan kebijakan pelbagai negara yang berpengaruh terhadpa rantai pasok itu, hari ini Jokowi memerintahkan menterinya agar membuat peta jalan pengembangan sorgum hingga 2024. Airlangga menyebut tahun ini akan ada pengembangan lahan sorgum mencapai 100 ribu hektare.
"Bapak Presiden minta diprioritaskan untuk daerah Nusa Tenggara Timur di Kota Waingapu (Kabupaten Sumba Timur)," kata dia.
Luas lahan itu kemudian akan meningkat menjadi 115 ribu hektare dan 154 ribu hektare pada 2024. Lahan-lahan tersebut bakal disiapkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.
Pakan Ternak dan Bioethanol
Dalam rapat, Jokowi juga memerintahkan sorgum dikembangkan untuk pakan ternak dan Bioethanol. "Salah satu off taker yang dipertimbangkan oleh pemerintah adalah industri pakan ternak," kata Airlangga.
Airlangga menyebut saat ini sudah ada delapan off taker dari industri kecil dan menengah yang selama ini menyerap sorgum. Airlangga tak merinci apakah semuanya adalah industri pakan ternak atau termasuk industri makanan yang menggunakan tepung sorgum.
Ia hanya menyebut kalau salah satu off taker yang dipertimbangkan pemerintah saat ini adalah industri pakan ternak. Industri tersebut sekarang bahan bakunya 50 persen jagung dan 50 persen protein lain. "Tentu dari protein lain ini, salah satunya sorgum bisa dijadikan untuk pakan ternak," kata dia.
Selain untuk pakan ternak, sorgum akan dikembangkan untuk Bioethanol. Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif kebagian tugas untuk itu. "Namun tentu kami harus mendorong kapasitas luasan lahan yang diperluas, kontinuitas produk, dan juga mendapatkan off taker," kata Airlangga.
Baca juga: Banyak Negara Stop Ekspor Gandum, Jokowi Mulai Cetak 154 Ribu Hektare Lahan untuk Sorgum
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.