TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menegaskan bahwa right issue di tahun 2022 batal dilakukan lantaran pertumbuhan laba perseroan menunjukkan tren yang positif.
"Artinya penambahan modal secara organik dari profitabilitas ini sangat bisa diharapkan dari tahun-tahun serta kuartal-kuartal yang akan ke depan, sehingga kami rasa kami tidak lagi memerlukan right issue," kata Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini dalam Public Expose Kuartal I 2022 di Jakarta, Selasa 26 April 2022.
Dengan demikian, ia menyebutkan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemangku kebijakan terkait mengenai pembatalan rencana right issue di tahun ini.
Pada Maret 2022, rasio kecukupan modal inti BNI mencapai 17,3 persen, jauh di atas ketentuan regulator.
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) pun tercatat berada pada posisi 19,3 persen atau naik 120 basis poin pada triwulan I.
Selain itu, Novita menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini akan jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu ini.
"Jadi kami melihat bahwa dengan kondisi permodalan BNI yang sampai dengan Maret 2022 ini sudah cukup baik dan mampu mengantisipasi pertumbuhan BNI di masa yang akan datang. Kami tidak akan melakukan right issue lagi," tegasnya.