TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat 51 poin ke posisi Rp 14.299. Akhir pekan lalu, mata uang garuda ditutup di level Rp 14.350 per dolar Amerika.
“Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp 14.270-14.350,” tutur Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, Senin, 10 Januari 2022.
Dari sisi internal, rupiah menguat di antaranya didorong oleh optimisme pelaku pasar terhadap keberhasilan program pengungkapan sukarela atau tax amnesty jilid II yang sudah mulai berlangsung sejak awal Januari.
Menyitir data Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, hingga 5 Januari 2021, ada sebanyak 1.024 wajib pajak yang memanfaatkan program tax amnesty dengan total nilai harta bersih mencapai Rp 559,51 miliar.
Sementara itu, nilai Pajak Penghasilan (PPh) final yang sudah terkumpul dan masuk ke penerimaan negara sebesar Rp 67,79 miliar. Penerimaan ini terdiri atas deklarasi dalam dan luar negeri serta investasi di Surat Berharga Negara (SBN).
Sedangkan dari sisi eksternal, pasar masih bertaruh dengan data inflasi Amerika. Sentimen juga muncul setelah beberapa pejabat Federal Reserve tampak akan mendukung peningkatan suku bunga.
“Investor sekarang menunggu data inflasi, termasuk indeks harga konsumen, yang akan dirilis akhir pekan ini,” kata Ibrahim.
Bersamaan dengan Amerika, Cina juga segera merilis indeks harga konsumen dan produsennya pada Rabu. Di sisi lain, meningkatnya ketegangan di Ukraina juga membuat para pedagang gelisah. Hal-hal tersebut yang dinilai Ibrahim turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah.
Baca: BPOM Rilis Izin 5 Vaksin Booster, Bagaimana Perbandingan Efikasinya?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.