TEMPO.CO, Jakarta - Tahun baru 2022, Indonesia dipercaya memasuki babak baru perekonomian setelah keadaan membaik di masa pandemi Covid-19 sehingga turut mendorong pasar saham atau indeks harga saham gabungan (IHSG). Oleh karena itu, analis menyebutkan adanya potensi perbaikan ekonomi yang juga mendorong kinerja emiten yang telah mapan atau juga dikenal dengan istilah old economy.
Analis Astronacci Faishal Idris dalam risetnya mengungkapkan bahwa babak baru perekonomian Indonesia terasa setelah akselerasi vaksinasi yang kemudian juga diikuti dengan efek positif dari peraturan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
“Hal tersebut memberikan harapan baru bagi investor pasar modal Indonesia, baik asing maupun domestik,” tulis Faishal dalam riset dikutip Sabtu, 1 Januari 2022.
Faishal menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi di Tanah Air pada kuartal III 2021 mencapai 3,51 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya atau year on year (yoy) dan terus membaik. Kondisi tersebut membawa Indonesia keluar dari posisi resesi dan memunculkan optimisme baru dalam berinvestasi.
Dengan perkembangan positif ini, lanjutnya, pasar juga tercatat menyumbang sebesar Rp 1.200 triliun bagi pembangunan ekonomi.
Sementara itu, di Amerika Serikat, indeks harga konsumen atau consumer price index (CPI) terus melonjak. Di mana pada November 2021, posisi CPI AS naik 6,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020.
Adapun pemerintah AS dalam laporan yang dirilis pada 10 Desember 2021 lalu menyebutkan peningkatan itu merupakan lonjakan terbesar setelah Juni 1982. Mereka menjelaskan bahwa kenaikan CPI tersebut karena kenaikan berbagai harga barang.