TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Penilaian BEI Indonesia I Gede Nyoman Yetna meyakini aktivitas pencatatan di pasar modal Indonesia akan lebih baik pada tahun 2022. Hal tersebut sejalan dengan membaiknya perekonomian Tanah Air setelah beberapa waktu ini terimbas pandemi.
Misalnya saja, Nyoman mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 4,7-5,5 persen di 2022, meningkat dibanding 2021 yang diperkirakan 3,2-4 persen.
Keberlanjutan perbaikan ekonomi domestik dan global serta indikator-indikator di pasar modal Indonesia yang relatif baik, ujar dia, telah menimbulkan antusiasme bagi para pelaku pasar modal.
"Dengan kondisi yang demikian, kami optimis aktivitas pencatatan di tahun 2022 akan lebih baik dari tahun ini," kata Nyoman kepada awak media, Selasa, 21 Desember 2021.
Nyoman mengatakan hingga 20 Desember 2021 sudah ada 54 perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di pasar modal Tanah Air. "Perolehan dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 62,61 Triliun," ujar dia.
Adapun pada saat ini, kata Nyoman, sebanyak 25 perusahaan berada di pipeline bursa untuk mencatatkan sahamnya di pasar modal. Sampai saat ini, ujarnya, terdapat tiga perusahaan yang sedang proses book building melalui sistem e-IPO.
Perusahaan yang dimaksud antara lain PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) dan PT Semacom Integrated Tbk (SEMA). "Berdasarkan draft prospektus masing-masing perusahaan tersebut, perkiraan tanggal pencatatan di BEI, ada yang akan tercatat pada Desember 2021 maupun pada Januari 2022," kata Nyoman.