Saat dikonfirmasi, Indina belum merinci berapa banyak total pengguna yang jadi korban penipuan dan melapor ke Kredivo, baik melalui CS maupun datang langsung ke kantor di Senayan. Ia juga tidak merinci apakah sejumlah nomor yang melakukan tagihan pinjaman kepada korban adalah tim penagihan resmi Kredivo.
“Dapat kami informasikan bahwa Kredivo telah melakukan penyelidikan internal terkait kasus tersebut,” kata dia.
Indina juga membantah kebocoran internal atas data pengguna mereka dalam kejadian ini. Menurut dia, Kredivo sangat berkomitmen untuk menjaga kerahasiaan data pengguna dan menjadikan hal tersebut sebagai prioritas nomor satu perusahaan. “Kredivo selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik untuk para pengguna dan akan mendampingi korban untuk bersama-sama menyelesaikan masalah ini,” kata dia.
Indina menyebut Kredivo juga secara aktif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para pengguna bahwa pihak Kredivo tidak pernah meminta data sensitif seperti PIN, kode OTP dan jawaban pertanyaan keamanan akun pengguna. Ia menegaskan segala sesuatu yang berkaitan dengan transaksi atau akun Kredivo, selalu dilakukan melalui akun resmi atau nomor telepon resmi Kredivo.
Saat dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar E Zulpan belum merinci apakah Polda sudah menerima laporan dari Kredivo. Ia hanya membenarkan kalau sudah ada laporan yang masuk ke Polda dari para korban dugaan penipuan ini pada Oktober lalu. "Dalam penyelidikan kasusnya," kata dia, kemarin.
Sementara itu, PT Bukalapak.com Tbk alias Bukalapak juga mengkonfirmasi bahwa mereka telah menerima laporan mengenai kejadian ini dari sejumlah korban. “Kami telah menerima keluhan dari para pengguna Kredivo yang mengalami kasus ini,” kata Media and Communications Bukalapak Fairuza Ahmad Iqbal, kemarin.
Ia tidak merinci berapa banyak pengaduan atau laporan yang masuk dari korban ke Bukalapak. Ia hanya menyampaikan kalau Bukalapak bersedia mendukung proses penyelidikan kasus ini apabila pihak kepolisian membutuhkan sejumlah informasi untuk keperluan investigasi lanjutan.
Fairuza kemudian menyebut para pengguna Kredivo ini mengalami kasus phising. “Kami sangat menyesalkan adanya pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang menggunakan kesempatan ini untuk bertransaksi di Bukalapak,” kata dia.
Ia menjelaskan phishing merupakan tindak kejahatan siber yang bertujuan untuk mencuri data dan informasi penting pengguna seperti email, password, dan kode OTP. Caranya dengan mengarahkan pengguna untuk membuka tautan tidak resmi dengan berbagai alasan seperti aktivasi dan promo. Informasi penting tersebut kemudian digunakan oleh pelaku untuk mengakses akun pribadi korban.
Untuk itu, kata Fairuza, Bukalapak senantiasa menghimbau agar pengguna selalu melakukan langkah - langkah pencegahan 4 aman 5 sempurna yang terdapat di akun resmi mereka. Sehingga, pengguna bisa terhindar dari upaya phishing dan tindak kejahatan kriminal lainnya saat bertransaksi online
Ia membagikan tautan twitter berisi video singkat mengenai hal ini. Tautan tersebut bisa diakses di alamat berikut:
https://twitter.com/BukaBantuan/status/1285395988232855552
Salah satu poin penting di dalam langkah-langkah tersebut, kata dia, adalah menjaga kerahasiaan informasi penting seperti kode OTP, password, dan data perbankan dari siapapun. Menurut dia, keamanan dan kenyamanan pengguna selalu menjadi prioritas Bukalapak. “Karena itu, kami juga akan senantiasa meningkatkan sistem pengamanan Bukalapak secara menyeluruh,” ujarnya.
CATATAN REVISI: Berita ini telah diedit pada pukul 09.23, Selasa, 21 Desember 2021, dengan tambahan konfirmasi Polda Metro Jaya dan Bukalapak.
Baca juga: Apakah Ganjil Genap di Jalan Tol Jadi Berlaku Mulai Hari Ini?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.