Tri menghubungi pihak CS Bukalapak untuk membatalkan transaksi tersebut. Tapi, Tri diberitahu kalau transaksi tersebut tidak dapat dibatalkan atau pembayaran sudah diteruskan kepada pihak penjual. Penjelasan tersebut yang membuat Tri heran karena biasanya ada jeda waktu antara pembayaran transaksi di Bukalapak sebelum diteruskan ke penjual. “Soalnya saudara saya kan juga jualan di Bukalapak,” kata dia.
Masalah lain juga muncul karena tagihan cicilan kulkas Tri di Kredivo jadi berlipat. Tri menyebut cicilan untuk kulkas hanya sebesar Rp 520 ribu di Kredivo. Tapi kini, cicilan tersebut digabung dengan cicilan baru sebesar Rp 1,5 juta per bulan, dari pinjaman sebesar Rp 13 juta tersebut.
Dian, Doni, dan Tri, hanyalah tiga orang yang mengaku ditipu dalam kejadian ini. Mereka bersama puluhan korban tergabung di grup khusus yang mereka bentuk di media sosial. Puluhan korban saling mengadu nasib di dalamnya.
Mulai dari nominal pinjaman yang ditagih, laporan polisi yang juga telah dibuat oleh para korban lain, sampai dugaan kalau mereka bisa dihubungi penipu karena data mereka di Kredivo maupun Bukalapak telah bocor.
Doni menyebut grup ini berisi lebih dari 90 orang tersebut dibentuk karena beberapa di antara mereka saling bertemu saat melapor ke kantor Kredivo, Bukalapak, maupun polisi. Sampai 13 Desember, sudah ada 71 orang yang melaporkan total tagihan yang tiba-tiba mereka terima di dalam grup tersebut.
Doni menyebut rata-rata korban di dalam grup ini sudah melapor ke CS Kredivo dan Bukalapak kurang dari satu jam dari kejadian. "Saya dan teman-teman yang tergabung di WA group sudah mencapai 90 orang, tapi pihak Kredivo tidak mau tahu," kata dia.