TEMPO.CO, Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak melemah pada perdagangan Senin, 20 September 2021, di tengah kekhawatiran terhadap rencana pengurangan stimulus Federal Reserve.
Pada perdagangan Jumat, 17 September 2021, IHSG ditutup di zona merah dengan pelemahan 0,01 persen di level 6.109.
Baca Juga:
Berdasarkan data perdagangan bursa, sektor energi menjadi sektor yang turun paling dalam, yaitu 1,19 persen. Penurunan ini diikuti oleh sektor industri yang turun 0,53 persen dan sektor properti yang turun 0,14 persen.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan, pergerakan sepanjang Jumat cukup terbatas dikarenakan investor cenderung wait and see akibat kekhawatiran tapering.
"Turunnya kasus Covid-19 secara harian di Indonesia menjadi salah satu faktor penopang pergerakan," kata Dennies, dikutip Minggu, 19 September 2021.
Untuk perdagangan Senin, Dennies memperkirakan IHSG bergerak melemah. Menurutnya, secara teknikal pergerakan masih cukup terbatas dan diperkirakan akan rebound setelahnya.
"Pergerakan masih dibayangi kekhawatiran akibat rencana tapering The Fed. Pergerakan juga akan minim sentimen data ekonomi pada awal pekan," ucapnya.
Dengan IHSG yang berpotensi melemah, analis menyarankan investor mencermati saham-saham ini.
1. PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) Analis menyarankan masuk ke saham ini dengan harga Rp 580- Rp 600 per saham. Stop loss di Rp 570 per saham. Adapun target harga di Rp 620-Rp 640 per saham.
2. PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) Saham PWON diperkirakan mengalami koreksi setelah breakout resistance, tetapi masih dalam tren penguatan. Analis menyarankan masuk ke saham ini dengan harga Rp 480 - Rp 486 per saham. Stop loss di Rp 476 per saham dan target price di harga Rp 500 - Rp 510 per saham.
3. PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) Saham KLBF diperkirakan mulai rebound setelah mengalami koreksi pada perdagangan sebelumnya. Analis menyarankan untuk masih ke saham ini dengan harga Rp 1.410 - Rp 1.440 per saham. Stop loss di Rp 1.400 per saham dan target price di harga Rp 1.500 - Rp 1.530 per saham.
DISCLAIMER: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.
Baca Juga: Ekonom Prediksi Efek Taper Tantrum The Fed 2021-2022 Tak Separah 2013, tapi..