Dalam kasus kebobolan data beberapa waktu lalu, William mengatakan perseroan langsung mengikuti best practices di global lantaran Indonesia masih belum memiliki regulasi mengenai persoalan tersebut. Langkah yang dilakukan antara lain dengan secara transparan menyampaikan data apa saja yang bocor.
"Kami sampaikan langkah-langkah apa yang kami lakukan secara rutin kami komunikasikan ke puluhan juta pengguna kami. Kami lalu melakukan perbaikan-perbaikan yang dibutuhkan karena ini bisnis kepercayaan," tutur William. "Ini tidak spesifik pada pengusaha nasional, Facebook, Google juga pernah kejadian."
Ia berharap ke depannya perlu ada regulasi yang mengatur hal tersebut, sehingga kejadian yang sama tak terulang kembali.
Perkara data e-commerce salah satunya disinggung anggota Komisi VI dari Fraksi Demokrat, Herman Khaeron. Herman menyinggung kebocoran data yang sempat terjadi di Tokopedia beberapa waktu lalu.
Ia terus terang khawatir data-data pribadi seperti nomor ponsel, alamat, hingga data transaksi dapat diketahui dan disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu. "Suatu saat mungkin dipakai menjadi modus operandi sistem penipuan mereka. Ini yang harus betul-betul diperhatikan."
Herman memaparkan bahwa tak sedikit datanya ada di e-commerce tersebut. "Ada yang transaksi Rp 24 ribu sampai transaksi Rp 4,5 juta. Data saya ada semua di orang yang men-ghack data Tokopedia," ujar Herman. Karena itu, ia mempertanyakan keandalan sistem Tokopedia untuk menangkal pembobolan tersebut.
Baca: Pesawat Rimbun Air Jatuh di Hutan Dalam, Kepala Otban Ungkap soal Cuaca