4. BNI
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. masih cukup anteng pada posisi keempat. Aset perseroan tercatat Rp 875,14 triliun dengan pertumbuhan moderat 5,0 persen secara tahunan pada paruh pertama tahun ini. Dana pihak ketiga tumbuh 4,5 persen.
Kendati demikian, dana murah naik signifikan yakni sebesar 11,5 persen. Perseroan hanya mengurangi deposito 8,7 persen secara tahunan pada paruh pertama tahun ini.
BNI pun mencatatkan laba bersih konsolidasi yang diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp5,03 triliun atau tumbuh 12,80 persen secara tahunan dengan pertumbuhan kredit sebesar 4,5 persen yoy sehingga total kreditnya mencapai Rp569,7 triliun.
5. BTN
Pada posisi kelima diisi oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Pertumbuhan aset perseroan tercatat paling agresif yakni 20,95 persen secara tahunan menjadi Rp 380,51 triliun. Dana pihak ketiga tercatat naik hingga 31,84 persen dengan pertumbuhan pembiayaan yang mencapai 5,59 persen secara tahunan.
Pada semester I 2021, BBTN mencatatkan laba bersih sebesar Rp 920,07 miliar atau tumbuh 19,87 persen yoy.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch. Amin Nurdin mengatakan setiap perbankan tentu akan mengejar peningkatan aset lebih kuat, terutama posisi teratas. Terlebih ini akan menjadi kebanggan dan juga acuan bagi investor.
Aset yang besar juga menggambarkan sumber daya yang besar pula untuk pengembangan bisnis yang lebih kuat. "Tentu ke depan persaingan peningkatan aset tetap akan sengit," katanya kepada Bisnis, belum lama ini.
Baca juga: Hingga Maret 2021, Aset Perbankan Syariah Tumbuh 12,8 Persen