TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan menanggapi keputusan Otoritas Hong Kong yang menutup penerbangan penumpang dari Indonesia ke negara tersebut. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto mengatakan kebijakan tersebut merupakan hal yang lumrah.
“Indonesia pernah mengambil sikap melarang masuknya warga negara dari atau transit di Inggris ke Indonesia, begitu pun dengan warga negara India. Jadi larangan terbang dari Indonesia ke Hong Kong merupakan hal yang wajar,” ujar Novie pada Sabtu, 26 Juni 2021.
Menurut Novie, setiap negara memiliki hak dan langkah antisipasi yang berbeda dalam melindungi warganya. Salah satunya dengan melakukan penutupan penerbangan dari dan ke negara lain yang memiliki kasus penyebaran Covid tertinggi.
Pemerintah Hong Kong telah menaikkan status Indonesia menjadi negara kategori A1 atau extremly high risk. Berdasarkan ketentuan kategori ini, seluruh penumpang penerbangan dari Indonesia tidak boleh memasuki wilayah Hong Kong.
Kebijakan tersebut berlaku mulai 25 Juni 2021. KJRI Hong Kong telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh warga negara Indonesia (WNI) menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan menaati peraturan otoritas setempat. WNI juga diimbau mengikuti program vaksinasi.
Baca Juga:
Sebelum menutup seluruh penerbangan penumpang, Otoritas Hong Kong lebih dulu melarang masuknya penerbangan Garuda Indonesia. Kebijakan dilakukan menyusul ditemukannya empat penumpang yang positif Covid-19 pada penerbangan Ahad, 20 Juni.
Dengan berbagai kondisi ini, Novie meminta semua maskapai mematuhi peraturan yang berlaku. Novie juga meminta memastikan calon penumpang memiliki surat keterangan sehat yang sudah divalidasi oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di bandara.
“Di tengah pandemi, kami mengimbau kepada seluruh maskapai maskapai untuk dapat mengecek ulang surat kesehatan dan mengamati apakah calon penumpang memperlihatkan gejala seperti demam, batuk, flu serta gejala lainnya agar dapat dilakukan penanganan sesuai SOP yang berlaku,” kata Novie.
Baca: Faisal Basri Soal Penanganan Pandemi: Alasan Tak Punya Uang? Ingat, RI Lebih Kaya dari India