TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, ikut bicara ihwal pernyataan sejumlah pihak yang meminta pemerintah RI menangani kasus Covid-19 dengan meningkatkan pengetesan dan vaksinasi seperti yang dilakukan India. Faisal menilai tak ada alasan, termasuk soal anggaran, karena Indonesia lebih kaya dari India.
"Alasan tak ada uang? Ingat, Indonesia lebih kaya dari India," ujar Faisal dalam akun Twitter pribadinya, @FaisalBasri, Jumat, 25 Juni 2021.
Pada 2019, Faisal mengatakan pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia mencapai US$ 4.135,6. Angka itu dua kali lipat dari India yang sebesar US$ 2.099,6.
Cuitan Faisal itu merespons sebuah berita yang menyatakan bahwa India bisa menurunkan angka kasus Covid-19-nya hingga delapan kali lipat setelah mengalami ledakan gelombang pandemi.
India menekan penyebaran Covid-19 dengan menggencarkan pengetesan hingga dua juta orang per hari dan vaksinasi sampai 8 juta dosis per hari. India juga meningkatkan fasilitas kesehatan secara masif.
Kasus Covid-19 di Indonesia mengalami lonjakan dua pekan setelah Idul Fitri. Ledakan kasus diduga terjadi karena tingginya mobilitas warga dan masuknya varian baru virus corona delta.
Faisal pun sebelumnya sudah mengkritik langkah pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 yang masih terus menyeimbangkan sisi ekonomi dan kesehatan di tengah merebaknya varian baru virus Corona. Semestinya menurut dia, penanganan wabah mutlak dilakukan dari sisi kesehatan.
Ia pun sempat menyarankan adanya lockdown. “Pak Presiden (Joko Widodo) tolong jangan bicara rem, gas, rem gas. Sekarang rem paling ampuh adalah lockdown. Tapi ini kan enggak akan dilakukan,” ujar Faisal Basri.
Baca: Tanggapi Jokowi, Faisal Basri: Jika Ada Aksi Jual Surat Utang RI, Semaput Kita