Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa dalam konsep FLW, pemerintah Indonesia telah memperkuat komitmennya dengan mengadopsi konsep ekonomi sirkular dan kebijakan pembangunan rendah karbon yang tercantum dalam berbagai peraturan termasuk dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024.
Indonesia menargetkan 30 persen pengurangan sampah dan 70 persen penanganan sampah pada tahun 2025.
“Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim adalah salah satu dari prioritas nasional itu,” tuturnya.
Berdasarkan analisis food loss and waste Indonesia hasil kerjasama pemerintah Indonesia dengan Foreign Commonwealth Office Inggris, timbulan limbah makanan di Indonesia pada 2000-2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun atau setara dengan 115-184 kilogram/kapita/tahun.
Hal tersebut berdampak pada emisi total gas rumah kaca yang mencapai 1.702,9 Mega ton CO2-ek. Selain itu juga berdampak pada kerugian ekonomi yang mencapai Rp213-551 triliun per tahun atau setara dengan 4-5 persen PDB Indonesia. Sedangkan dampak dari sisi sosial adalah kehilangan kandungan energi yang setara dengan porsi makan 61 hingga 125 juta orang atau 29-47 persen populasi Indonesia.
BACA: Bappenas: Potensi Sumber EBT NTT Capai 25 GW, Angin hingga Arus Laut