- Lion Air
Pada 2020, Lion Air Group sempat memutuskan untuk mengurangi jumlah tenaga kerja lokal dan asing berdasarkan masa kontrak kerja berakhir. Artinya, Lion Air tidak memperpanjang kontrak karyawan untuk seluruh jaringan maskapai perusahaan itu. Keputusan ini berlaku untuk maskapai Lion Air, Batik Air, dan Wings Air.
Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro pada Juli 2020 lalu menjelaskan keputusan berat tersebut diambil sebagai strategi untuk mempertahankan kelangsungan bisnis perusahaan. Perusahaan berupaya merampingkan operasi perusahaan, mengurangi pengeluaran, dan merestrukturisasi organisasi.
"Di tengah kondisi operasional penerbangan yang belum kembali normal sebagai dampak pandemi Covid-19,” ucap Danang.
Pada akhir 2020, di tengah menurunnya bisnis penerbangan, pemilik Lion Air Group, Rusdi Kirana, dikabarkan sedang mempersiapkan maskapai baru bernama Super Air Jet. Maskapai itu akhirnya resmi diperkenalkan pada Mei 2021.
Meski Lion Air menolak bahwa maskapai anyar itu tak berkaitan dengan grup perseroannya, akta perusahaan yang terbit pada Mei 2021 menampilkan keterlibatan orang-orang dari grup peswat berlogo singa merah.
Dalam akta perusahaan Super Ari Jet, disebutkan bahwa mayoritas saham perusahaan digenggam oleh PT Kabin Kita Top dengan jumlah 998 ribu lembar saham atau 99,8 persen. Sisanya dikuasai oleh individu bernama Rudy Lumingkewas, Direktur Lion Air, dan Achmad. Akta tersebut juga menampilkan nama Ari Azhari sebagai direktur dan Redi Irawan sebagai komisaris. Redi saat ini menjabat sebagai Direktur Operasional Wings Air, anak usaha Lion Air Group.