Ia menjelaskan ketika bank sentral melakukan normalisasi atau tappering maka akan menyebabkan tekanan untuk rupiah sehingga respons yang akan dikeluarkan Bank Indonesia justru menaikkan suku bunganya.
Ia menjelaskan pada awal 2021 rupiah sempat mengalami tekanan pelemahan yang disebabkan oleh meningkatnya yield US Treasury hal itu terjadi ketika imbal hasil obligasi Indonesia relatif sangat rendah turunnya suku bunga acuan.
“Jadi selisih suku bunga acuan kita jadi menyempit dan itu tidak cukup menutup risiko investasi dalam negeri sehingga mendorong keluarnya investasi asing khususnya portofolio,” jelasnya.
BI mempertahankan suku bunga acuan sebesar 3,5 persen pada RDG periode 19 dan 20 April 2021 serta 17-18 Maret 2021.
Penurunan suku bunga acuan oleh BI terakhir dilakukan pada RDG 17-18 Februari 2021 sebesar 25 basis poin menjadi 3,5 persen dari sebelumnya 3,75 persen.
Total selama 2020 hingga Februari 2021, Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 150 basis poin.
BACA: Hari Ini 27 April 2021 Terakhir Daftar Online Lowongan Kerja Bank Indonesia