Perlambatan dari sisi ekspor, kata Josua, disebabkan penurunan permintaan dari negara-negara mitra dagang Indonesia, misalnya India, Cina, serta AS, tercermin dari PMI Manufacturing yang menurun di negara-negara tersebut.
“Namun demikian, penurunan ekspor diprediksi tidak terlalu dalam, sejalan dengan masih bertumbuhnya harga komoditas utama unggulan Indonesia, seperti CPO,” ujarnya.
Januari 2021 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor mengalami penurunan sebesar 7,48 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), yang disebabkan oleh penurunan ekspor migas sebesar 13,24 persen dan ekspor nonmigas turun 7,11 persen.
Sementara, kinerja impor mengalami penurunan sebesar 7,59 persen mtm. Secara tahunan, impor pun masih terkontraksi 6,49 persen dikarenakan adanya penurunan impor migas sebesar 21,9 persen dan impor nonmigas turun 4 persen.
BPS mencatat neraca perdagangan surplus US$ 1,96 miliar pada Januari 2021. Surplus neraca perdagangan pada Januari 2021 didorong nilai ekspor yang masih lebih besar daripada nilai impor.
BISNIS
Baca juga: Neraca Perdagangan Surplus USD 1,96 Miliar pada Januari 2021