TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja mengatakan jumlah transaksi melalui mobile dan internet banking terus bertumbuh dengan pesat, yakni sebesar 50,7 persen secara year on year. Pada tahun 2020, BCA memproses lebih dari 30 juta transaksi per hari secara rata-rata.
"Jumlah itu naik 18,3 persen dari tahun 2019," kata Jahja dalam konferensi pers virtual, Senin, 8 Februari 2021.
Menurutnya, untuk memperkuat transaksi BCA fokus untuk terus memperluas basis nasabah sekaligus mengembangkan solusi digital secara konsisten.
Dia mengatakan segala tantangan di 2020 telah membuktikan pentingnya fokus dan strategi perbankan untuk mengembangkan platform digital, yang mana secara khusus telah membuat BCA siap menghadapi kondisi yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19, termasuk dampaknya pada pembatasan sosial dan mobilitas.
Menurutnya, perbankan transaksi yang merupakan lini bisnis utama BCA, justru memperoleh perhatian yang lebih besar dari nasabah dan pemangku kepentingan lainnya.
"Kami mempelajari wawasan baru serta mendapatkan pengalaman berharga untuk melayani nasabah dengan lebih baik lagi,” ujar dia.
Adapun hingga akhir 2020, BCA mencatat laba bersih secara year on year menjadi Rp 27,1 triliun. Nilai itu turun 5,0 persen dibandingkan laba bersih 2019 yang sebesar Rp 28,6 triliun.
"Hal itu disebabkan biaya pencadangan (BCA) yang lebih tinggi untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas aset," kata dia. Nilai laba tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan laba bersih bank konvensional lain di Indonesia.
BACA: BCA Bukukan Restrukturisasi Kredit Rp 104,2 T hingga Desember 2020.
HENDARTYO HANGGI