Pertumbuhan ini juga lebih baik dari ekspektasi sejumlah ekonom yang disurvei Dow Jones, yakni 32 persen. Pemulihan ekonomi yang ditunjukkan pertumbuhan PDB setelah penguncian dicabut lebih baik dari yang di perkirakan sebelumnya.
"Banyak negara mengalami kasus yang mirip di mana terjadi pemulihan ekonomi yang cepat setelah pembukaan lockdown akibat Covid-19. Tetapi kebangkitan dan ancaman wave ke-2 Covid-19 menimbulkan kekhawatiran ekonomi kembali tertekan," tutur dia.
Pelaku pasar juga, kata Hans, melihat laporan keuangan kuartal III dari perusahaan-perusahaan. Data dari Refinitiv menunjukkan sekitar 260 perusahaan dari dalam Indeks S&P 500 telah melaporkan kinerjanya pada kuartal ketiga.
Ia berujar ada 85 persen perusahaan melaporkan kinerja yang lebih baik dari perkiraan. Dia menduga hal serupa juga akan terjadi di emiten BEI karena penerapan PSBB transisi mendorong ekonomi naik. Tetapi, sebagian saham mulai terkoreksi lebih disebabkan aksi ambil untung dan ancaman gelombang kedua Covid-19 serta langkah yang diambil banyak Negara dengan melakukan penguncian kembali.
Sentimen lain yang diperhatikan pelaku pasar pada pekan ini adalah hasil pemilu Amerika Serikat pada 3 November 2020. Berdasarkan hasil survei Reuters, tutur Hans, saat ini elektabilitas kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden di atas Presiden Donald Trump secara nasional sebesar 10 persen.
Tetapi, ujar dia, masih ada persaingan di sejumlah negara bagian yang diperkirakan akan menentukan hasil akhir siapa yang terpilih. Hal ini ditambah pengalaman empat tahun lalu di mana jajak pendapat serupa tidak memprediksi kemenangan Trump.
"Ada potensi pertarungan hukum antara Partai Republik dan Demokrat tentang cara menghitung suara telah meningkatkan risiko perdebatan akan hasil pemilu. Hal ini merupakan faktor negatif bagi pasar keuangan," kata Hans.
CAESAR AKBAR
Baca juga: Progres Stimulus Fiskal Trump Diprediksi Pengaruhi IHSG Pekan Depan